Cherrywood

M/M pair. Preferred ushioi. Don't read if you dislike. Read at own your risk. I'm just Express what's in my mind. Thanks in advance

Part. 25


Oikawa bangun terlebih dahulu, dia merasakan ada yang melingkari perutnya, dan sedetik itu juga dia sadar, bahwa itu kekasihnya. Ushijima Wakatoshi. Sebuah senyum mengembang dari bibirnya. Sebuah ide terlibat dalam benaknya, dia beranjak untuk mengecup setiap inci wajah ushijima sampai basah.

“Mhm, dikit lagi keluar.” Suara berat ushijima terdengar seksi di telinga oikawa.

“Sayang, toshi sayang. Bangun dong, katanya mau ke rumah iwa-chan, liat miko?” Ucap oikawa, masih mencumbu seluruh wajah ushijima.

“Hah? Tooru? Aku kira cuma mimpi.” Ucap ushijima begitu membuka matanya, dan langsung memeluk oikawa, gantian menciumi wajah oikawa.

“Emang lagi mimpi apa?”

“Morning sex sama kamu, tapi di pantai gitu, enak deh suasananya.”

“Hhh dasar, mimpi basah itu namanya sayang. Cuci muka dan sikat gigi yuk, nanti aku buatin brunch ya.” Oikawa mulai beranjak dari tempat tidur, menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi. Ushijima menyusul oikawa.

Oikawa sedang menyikat gigi nya ketika ushijima melingkarkan tangan nya di pinggang oikawa, menyenderkan kepala nya di bahu oikawa dan menghirup aroma oikawa dari sana. Oikawa terkekeh karena geli.

“Ayo cepetan sikat gigi juga. Aku mau cuci muka.” Ushijima masih tak bergeming, oikawa menghela napas. Kekasihnya ini memang sangat manja.

“Yaudah aku tinggal aja deh, kamu mah lama.”

“Ih jangaaan, iya ini sikat gigi.” Jawab ushijima mengambil sikat giginya dan menggosokkan nya ke gigi nya dengan muka cemberut.

“Uuuhhh, anak pintar haha.” Ucap oikawa lalu mencuci muka nya.

Melihat ushijima yang selesai sikat gigi dan cuci muka, oikawa akhirnya berbicara .

“Yang, sini aku cukurin jenggot nya itu muncul sedikit.” Ushijima menurut, dia duduk di hadapan oikawa dan oikawa mulai membalurkan cream pencukur lalu mencukur jenggot ushijima dengan telaten.

Oikawa sendiri tidak memiliki nya, dia hanya punya kumis tipis dan tak terlalu mengganggu.

“Ayang, laper.” Ucap ushijima ketika oikawa baru saja menyelesaikan pekerjaan nya mencukur jenggot ushijima.

“Iya, aku masak dulu ya bentar. Kemarin udah kamu isi kan kulkas nya?”

“Udah, ada banyak sayur, daging, pokonya ada semua.” Jawab ushijima.

“Bagus, pacar aku emang paling bisa diandelin. Sini hadiah nya diambil.” Ushijima mendekat pada oikawa, dan oikawa memberinya ciuman di bibir.

Oikawa membuat miso soup and Chicken cordon bleu with mashed potato and Greek salad with avocado and slice fruit, minum nya tetep air putih.

Ushijima hanya membantu mencuci bahan bahan dan memotong nya, selebihnya oikawa yang mengerjakan, dia juga bertugas menyusun meja makan. Lalu memperhatikan oikawa yang sangat mahir di dapur, memang suami idaman sekali.

“Perlu aku bantu apalagi?” Tanya ushijima.

“Udah mau selesai, bawain ayam sama miso nya ke meja ya, udah di susun kan?”

“Udah sayang, yaudah aku bawa ini dulu.”

Ushijima membawa makanan nya, tak lama oikawa datang membawa salad dan buah, ushijima membantunya lagi. Mereka berdoa sebelum makan, dan makan dengan tenang, pujian-pujian yang dilontarkan ushijima, membuat oikawa tersipu senang.

“Biar aku yang cuci piring.” Ucap ushijima ketika selesai makan.

“Yaudah, makasih sayang. Aku mandi kalo gitu ya.” Oikawa pergi mandi, ushijima menyelesaikan cucian piring nya yang lumayan banyak. Oikawa sudah menyelesaikan mandi nya, dan mengambil ice cream yang ada di kulkas ushijima. Sedangkan ushijima pergi mandi.

“Yang, nanti ke rumah iwaizumi nya sore aja ya.” Ucap ushijima tiba-tiba.

“Ih kaget aku, yaudah iya sore aja.”

“Haha sorry, katanya anak-anak juga pada pengen ke rumahnya iwaizumi, mau liat miko juga.” Ucao ushijima, sembari mendudukkan dirinya di sebelah oikawa yang sedang menonton tv.

“Asik lah, aku ketemu atsumu, bokuto, chibi-chan, tobio-chan dll. Tapi nanti aku cuekin kamu, aku mau ngobrol sama mereka.”

“Iya gapapa, sekarang ayo kita cuddle.”

Mereka pun cuddle sepanjang siang itu, sampe ketiduran juga.


Tbc ...

Part. 21

Warning nsfw ⚠️🔞


Mereka sampai di apartemen milik ushijima, begitu pintu tertutup oikawa langsung memeluk ushijima erat sekali, ushijima membalas pelukan itu tak kalah erat.

“Kangen, aku kangen banget.” Ucap oikawa di ceruk leher ushijima.

“Iya sayang, mandi bareng?” Tanya ushijima, oikawa mengangguk. Lalu ushijima menggendong oikawa dan membawa nya ke kamar mandi, melucuti pakaian oikawa dan mendudukkan nya di bathtub. Mengisi nya dengan air dan juga bath bomb.

Setelah itu ushijima membuka pakaian nya sendiri, oikawa memperhatikan lamat-lamat kekasihnya yang sedang membuka pakaian nya sendiri. Dia terpesona, selalu. Sampai ketika ushijima melepas Jeans dan celana dalam nya, oikawa dapat melihat penis ushijima yang setengah menegang. Oikawa refleks memajukan badan nya.

“Kenapa sayang?” Tanya ushijima.

“Mau itu, mau itu. Sinii.” Jawab oikawa sambil menunjuk penis ushijima. Ushijima terkekeh lalu memajukan badan nya dan membiarkan oikawa menyesap penis nya.

Oikawa berbinar, “Itadakimasu.” Lalu mulai menjilati kepala penis ushijima, memberi kelembapan pada seluruh penis hingga ke zakar ushijima, setelah itu memasukkan nya ke dalam mulutnya.

Ushijima menengadahkan kepalanya keatas, menikmati kuluman oikawa pada penisnya, yang menurutnya sangat nikmat.

“Makin jago, disana ngisep punya siapa aja?” Tanya ushijima sambil mengelus surai oikawa dan menekan kepala oikawa agar semakin memperdalam kuluman nya.

Mendengar pertanyaan ushijima, oikawa sontak menggeleng. “Are you serious? It's okay if you telling me the truth.” Ushijima menegaskan ucapan nya lagi, tapi lagi oikawa menjawab dengan gelengan dan tanda peace di tangan nya, matanya sedikit berkaca-kaca.

Ushijima langsung melepaskan kuluman oikawa, dan berkata bahwa dia hanya bercanda. “I'm, sorry babe. I don't mean that. It's because your blow job makes me fucking crazy. I'm sorry.”

Lalu ushijima masuk ke dalam bathtub dan membawa oikawa ke dalam pelukan nya. Ushijima mencium bibir oikawa. Oikawa tak membalas nya, dia kesal, bisa-bisanya ushijima berpikiran begitu disaat dia cinta mati sama ushijima.

“Maaf ya sayang, aku ga maksud meragukan cinta kamu. Aku cuma takjub aja, kamu udah jago banget blow job nya haha. Aku hampir keluar. Tapi aku gamau keluar terlalu awal.” Jelas ushijima. Oikawa merengut selama mendengar penjelasan ushijima.

Ushijima terkekeh melihat kekasih tercintanya merengut, menurutnya sangat menggemaskan. Di elusnya kedua pipi oikawa dan dibawa kedalam ciuman. “Jangan berpikir gitu lagi, aku gasuka.” Tungkas oikawa. “Maaf sayang, I love you.”

Mereka melanjutkan kegiatan yang tertunda, oikawa merengek minta diisi oleh ushijima, ushijima tanpa menolak langsung mengabulkan itu dan itu berakhir ketika mereka sama sama sudah keluar cum. Dan akhirnya, mereka pun mandi seperti biasa, karena hari sudah malam juga, dan mereka harus bergegas tidur.

Sebelum tidur, oikawa melakukan skincare rutin nya, ushijima juga harus mengikuti  kegiatan oikawa, karena dipaksa. “Kamu itu sering kesorot kamera, malu dong masa mukanya kusam.” Ucap oikawa sambil memakaikan masker di wajah ushijima.

“Kusam gini aja banyak yang genitin, apalagi kalo aku bening yang.” Balas ushijima. “Ya kamu jaga hati dong, kan udah punya aku, jangan mentang-mentang aku jauh, kamu seenaknya. Aku potong alat pipis kamu nanti.” Sunggut oikawa. “Engga dong, pacar aku udah perfect banget gini. Mana mungkin aku selingkuh. Bego banget kalo aku begitu.” Sebuah kecupan mendarat tepat di bibir ushijima, oikawa yang memberikan nya. “Good big boy.”

Sambil menunggu masker diwajah mereka kering, mereka mulai bercerita tentang apa saja, tentang bagaimana latihan mereka, kejadian-kejadian lucu, apapun, mereka menceritakan semuanya.

“Yang, aku jadi keinget jaman-jaman kita SMA haha. Setelah aku pikir-pikir, dulu aku jahat juga ya sama kamu, tapi kamu juga nyebelin si.” Ucap oikawa memutar memori masa lalunya.

“Haha, maaf ya. Abisnya aku gatau cara pdkt. Kita pdkt sampe akhirnya pacaran aja iwaizumi yang bantuin. Kalo ga ketemu iwaizumi waktu di california dan minta bantuin pdkt ke kamu sama dia, mungkin kita ga lagi duduk nyender berdua sambil maskeran dan bercerita begini. Semua ada hikmahnya. Dan aku bersyukur kamu mau menerima ku sebagai kekasih kamu. Thank you for accepting me. I love you banyak banyak se galaksi.”

“Kamu datang di waktu yang tepat, disaat aku ngerasa pengen nyerah, kamu datang ngasih semangat, bahkan bukan cuma lewat chat, bukan cuma lewat video call, bukan cuma lewat sambungan telpon. Tapi kamu datang langsung ke Argentina, meluk aku, bilang kalo aku hebat, kalo aku udah kerja keras, kalo aku gaboleh patah semangat, kalo ini adalah impianku. Kamu sesuatu yang aku butuhkan. And you the honest guy, I've ever meet. I'm never regret accept you in my life. Thank you for coming, I love you so badly.”

Ushijima melepas masker mereka, dan ketika masker terlepas, air mata oikawa tumpah membasahi kedua pipi nya. Ushijima memeluknya dan berkata, “I'm here for you, akan selalu di samping kamu, selamanya. Walaupun banyak kendala, at the end of the day, kamu adalah prioritasku. I love oikawa tooru, soon to be ushijima tooru.”

Oikawa yang menyembunyikan wajahnya di dada ushijima pun, langsung menatap mata ushijima dan mengecup bibirnya. “Iya aku tau kamu cinta mati sama aku haha, terus begitu ya, jangan berubah.”

“Gaakan, gabakal, amit-amit. Aku gamau pisah sama kamu, aku mau sama kamu terus, selamanya.”

“Yaudah ayo tidur, besok mau ke rumah iwa-chan, liat mikoo.”

“Siap Prince. Aduh enak banget tidur ada yang nemenin hehe.” Ucap ushijima, memeluk oikawa layaknya guling. Oikawa hanya menggeleng melihat tingkah kekasihnya yang sangat clingy ketika bersamanya, kontras dengan sifatnya ketika di depan publik. “Dasar bayi kingkong, dah tidur.”


Tbc

  1. —–

Ushijima bersiap untuk pergi ke bandara, sekarang pukul 21.00, menurut perkiraan nya, pesawat yang ditumpangi oikawa akan mendarat 1 jam lagi. Dia memutuskan untuk menunggu sang pujaan hati di bandara saja.

Ushijima mengendarai mobil pribadinya, menembus jalanan sepi karena sudah hampir memasuki jam malam. Hatinya sedikit berdebar tak sabar untuk bertemu lagi dengan kekasih nya setelah 3 bulan lamanya tak berjumpa. Ya, ushijima mengunjungi oikawa di Argentina 3 bulan lalu karena rindu yang amat sangat besar, waktu itu dia ada di polandia.

Setelah berkendara selama 30 menit, ushijima akhirnya sampai di bandara international narita, memarkirkan mobilnya lalu berjalan menuju gate arrival untuk menyambut kekasihnya. Bandara sepi, ya mengingat ini hampir memasuki jam malam. Ushijima duduk di kursi tunggu, mendengarkan musik menggunakan earphone nya untuk mengusir bosan, sambil matanya terus melihat layar monitor jadwal kedatangan pesawat. Dia melihat bahwa pesawat yang ditumpangi oikawa akan mendarat 15 menit lagi. Semakin berdebar saja jantung ushijima, dalam waktu 15 menit lagi dia akan bertemu sang pujaan hati. Maka dia sekarang sedang berdiri dari duduknya dan memilih untuk berjalan jalan, menghilangkan rasa gugup nya. Tak terasa, suara pengumuman bahwa pesawat yang ditumpangi oleh oikawa dan tim nya sudah mendarat dengan selamat di bandara narita, dia melirik arloji nya, pukul 22.55. Dia harus menunggu oikawa yabg ia duga sedang melewati pemeriksaan. Setelah 15 menit berlalu, tim nasional Argentina mulai keluar menuju arrival gate, dan ushijima mulai mencari oikawa. Beberapa orang dari timnas Argentina ada yang kenal dengan ushijima, lalu menyapa nya.

“Hei, kau ushijima kan? Oh pasti menunggu oikawa ya? Dia di belakang tadi. Tunggu saja.” Sapa seseorang bernama Bruno tersebut, ushijima menganggukan kepala.

“Ah iya, terima kasih Bruno. Dan selamat datang di Jepang.”

Bruno pun berjalan mengikuti tim nya, dan ushijima berdiri menunggu oikawa. Dari kejauhan dia bisa mendengar seseorang mengatakan.

“Hei oikawa, bukan kah itu kekasih mu?” Ucap pelatih oikawa. Jose blanco.

Ushijima melirik ke arah suara, matanya bertemu dengan mata oikawa dan seketika itu juga oikawa berlari menghampiri ushijima dan memeluknya.

“Hei, tidak usah lari padahal, aku juga tidak akan kemana mana haha.” Ucap ushijima lembut mengusak rambut belakang oikawa.

“Kangen.”

“Haha, yaudah sebentar aku izin dulu sama pelatih kamu ya sayang. Anak nya mau aku culik.”

Oikawa melepas pelukan nya dan menggandeng tangan ushijima, lalu mereka berjalan menghampiri pelatih timnas voli Argentina.

“Coach, saya izin culik anaknya boleh? Sehari aja ko coach.”

“Ya, ya boleh. Kita latihan juga 2 hari lagi, balikin sebelum itu ya. Ini koper kamu saya aja yang bawa.” Ucap pelatih timnas voli Argentina itu.

“Ih, makasihh. Dadah, ayo sayang aku mau beli roti o dulu ya.”

“Terima kasih coach. Kalau begitu, kami permisi. Iya iya beli roti o dulu ayo.”

Mereka menuju toko roti o, selagi menunggu pesanan nya, oikawa memposting sesuatu di Twitter nya dan ushijima membalas tweet nya tersebut dengan emoji love. Sontak hal itu langsung membuat geger penggemar mereka. Karena selama ini mereka merahasiakan hubungan mereka ke publik.

“Sayang, udah jadi nih roti o nya. Ayo kita pulang.”

“Okee, makasih. Yang, nama kita trending haha.”

“Hah, trending kenapa?”

“Kamu komen di tweet ku, tapi lupa switch akun haha.”

Mendengar itu, ushijima langsung buru-buru membuka ponsel nya, dan benar saja, namanya dan oikawa trending. Dan pesan dari grup juga menumpuk. Astaga dia ceroboh sekali. Ushijima melirik oikawa, memeluknya.

“Maaf.”

“Gapapa ko kalo gopub juga.”

“Aku di teror iwa ini.”

“Yaudah bilang aja kalo emang bener.”

“Kamu ga marah?”

“Engga lah, kan emang bener kalo kita pacaran. Aku juga mau orang-orang tau kalo kamu punya aku, biar mereka ga genit ke kamu, apalagi mba mba wartawan ish.”

“Makasih, I love you.”

“Love you too, babe. Udah ayo pulang, aku mau bobo.”

Ushijima menggandeng tangan oikawa, berjalan menuju parkiran bandara. Dan pulang ke apartemen ushijima di tengah kota tokyo dengan senyum yang tak henti nya lepas dari wajah masing-masing.


Tbc ...

Last but no least


Sekarang tooru dan toshi berada di depan sebuah ruangan yang akan digunakan untuk sidang skripsi nanti. Di seberang ada atsumu, yang sedang menunggu sakusa sidang dengan raut wajah yang tegang dan tak hentinya berdoa untuk kekasih nya.

Tooru menoleh kepada toshi, toshi terlihat biasa saja, tapi tooru tau jika toshi sedang tegang juga. Maka dia genggam tangan toshi dalam genggaman nya sembari berkata.

“Mas, jangan khawatir, mas pasti bisa. Aku doain mas disini, ada mama dan papa juga yang doain mas. Relax ya mas.”

“Makasih adek.” Toshi memeluk tooru dan menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher tooru, menghirup aroma tooru dalam dalam.

“Plis lah bos, jangan mesra-mesraan disini. Gue iritasi.” Keluh atsumu.

Tak lama, sakusa keluar ruangan sidang. Wajah nya pucat pasi. Atsumu langsung menghampiri kekasihnya itu.

“Gimana mi? Lulus kan? Kamu ko mukanya gitu? Omi jawab.” Atsumu bertanya kepada sakusa dengan panik. Tak lama sakusa langsung memeluk atsumu.

“Aku lulus, tapi aku haus sayang, ayo kita beli minum.” Jawab sakusa.

“Ih bikin kaget aja tau gak? Yaudah ayo beli minum. Bos semangat ya hehe. Oik, gue duluan.” Ucap atsumu lalu melenggang pergi dan menggandeng kekasih nya. Sedangkan toshi dan tooru geleng kepala melihat kelakuan aneh sepasang kekasih itu.

“Selanjutnya silahkan ushijima wakatoshi memasuki ruangan.” Itu suara pengumuman dari dalam ruangan sidang.

“Mas, udah dipanggil tuh, jangan tegang. Nih minum dulu, biar ga kaya sakusa.”

“Haha iya, makasih ya. Sakusa mah emang lebay dia, yaudah aku masuk, doain aku sayang.” Tooru mengangguk meyakinkan toshi, lalu toshi masuk ruangan.

Sementara itu, tooru melakukan apa yang dilakukan atsumu, berdoa untuk kekasihnya. Memohon kepada tuhan agar memberikan kemudahan untuk toshi.

Toshi sudah 1 jam berada di dalam ruangan sidang tersebut, belum ada tanda-tanda toshi akan keluar ruangan. Tooru makin cemas, karena dia tak tau ternyata selama ini sedang skripsi.

Setelah hampir 2 jam, akhirnya toshi keluar ruangan juga, tak seperti sakusa yang lemas. Justru toshi diantar dosen yang menyidang nya keluar ruangan. Tooru dapat mendengar percakapan mereka.

“Selamat, mas ushijima. Udah lulus nih sidang nya. Saya doakan semoga makin sukses ya mas.” Ucap dosen menyelamati toshi.

“Iya pak terima kasih, bapak juga semoga sehat selalu dan sukses selalu ya pak. Terima kasih juga sudah membimbing saya, mohon maaf juga jika saya ada salah sama bapak.” Toshi menyalimi dosen nya itu.

“Iya, sekali Selamat ya mas ushijima. Itu udah ditunggu temen nya tuh, kasian nunggu lama itu pasti.” Ucap pak dosen yang melihat tooru tengah berdiri kaku, lalu mengangguk sopan ketika bertatapan dengan dosen nya.

“Hehe Iya pak, kenalin ini pacar saya tooru namanya.”

“Salam kenal pak, saya tooru.”

“Walah pacar nya toh haha, yowes mas saya masuk dulu. Kalian sukses ya, semoga langgeng, kalo nikah jangan lupa undang saya loh haha.”

“Siap pak.” Jawab toshi.

Akhirnya pak dosen tadi masuk ruangan sidang lagi. Toshi memeluk tooru.

“Lega aku haha, makasih doanya.” “Ko mas ga kaya sakusa si? Malah dianter dosen segala pas keluar ruangan.” “Entah lah, malahan aku enjoy banget tadi di dalem, sempet ngobrol-ngobrol malahan.” “The power of ushijima haha.” “Kamu juga ushijima sayang. Udah ah ayo kita cari makan. Mau makan dimana?” “Ramen.” “Ok ayo.”

.

Mereka udah sampe di kedai ramen langganan tooru, lagi nunggu pesanan mereka datang.

“Adek, kan mas udah lulus nih. Kayanya mas bakal move ke apart deh. Adek ikut yuk.”

“Mama papa gimana? Terus hubungan kita?” Tanya tooru yang seperti nya sedikit sedih.

“Aku bakal bilang ke mereka tentang hubungan kita. Kalo mau tinggal sama mas, nanti mas bilangin juga ke mereka, kamu juga bisa pulang ke rumah setiap weekend. Gimana?”

“Aku mau, tapi mas bilang dulu ya sama mama papa.”

Toshi mengangguk, memegang tangan tooru lalu mencium nya.

“Jangan sedih, sayang.”

“Aku masih mau di rumah, tapi aku juga mau sama mas. Aku mau di sayang papa lebih banyak.”

“Mas kan juga sayang kamu.”

“Hmm.” Tooru menyandarkan kepalanya pada pundak toshi.

Pesanan mereka pun datang, dan mereka makan dengan hikmat dan damai.

Ketika mereka sampai di rumah, mama papa belum pulang kantor, hanya ada mereka berdua. Toshi memutuskan untuk membantu tooru mengerjakan laporan nya.

“Mas mau aku mau cerita.”

“Mas dengerin.”

“Sebenarnya, iwa-chan mantan aku.”

“Oh udah tau”

“Ko?”

“Ya aku cari tau lah sayang, kan kamu crush aku haha. Tapi mas gatau cerita lengkap nya sih.”

“Panjang sih ceritanya ...”

Sejenak tooru ingin bercerita, namun suara papanya terdengar.

“Anybody hooooommme?” Tooru langsung berlari ke sumber suara.

“Papaa mamaa selamat datang.” Tooru berlarian menuruni tangga.

“Jangan lari sayang. Nanti jatuh.”

“Kangen papa hehe.”

“Papa, tadi mas keren tau sidang nya pas keluar ruangan dianter dosen nya. Nanti aku begitu gk ya?”

“Anak papa kan pintar, pasti kamu juga begitu nanti. Udah makan siang belum?”

“Udah tadi sama mas beli ramen.”

“Jangan mie terus dong, ga sehat.”

“Hmm iya deh, sekali doang ko tadi lagi kepengen.”

Tooru memang sudah akrab banget sama papa, entah karena emang dia merindukan sosok ayah dalam hidupnya atau memang karena papa sangat humble.

Sedangkan mama lagi siapin makanan di dapur, toshi berjalan menghampiri papa dan tooru.

“Asik banget ngobrol nya, pasti ngomongin aku kan?”

“Iya.” Jawab papa, toshi ngelus dada.

“Sabar punya bapak aneh.”

Terus mereka ngobrol-ngobrol ringan, toshi ceritain sidang nya dia, tooru ceritain magang nya dia. Mama kadang menimpali dari dapur.

Setelah 1 jam berlalu, makanan siap tersaji di meja makan. Mereka lalu makan dengan hikmad dan tenang.

“Pa ma, aku mau ngomong.” Toshi memulai, tooru panas dingin.

“Ngomong apa mas?”

“Aku rencananya mau pindah ke apart yang lebih deket kantor, dan kalo mama papa izinin ... aku mau bawa tooru juga.” Ucap toshi, takut tapi tetep percaya diri.

“Kenapa bawa tooru?”

“Karena sebenarnya kami pacaran ma pa. Maaf.” Tooru berucap.

“You don't have to say sorry. Sejak kapan?” Ucapan papa terasa mengintimidasi, suasana jadi mencekam.

“Aku naksir tooru udah lama, sejak tooru maba. Tapi kami mulai pacaran 1 minggu yang lalu.” Jawab toshi.

“Tooru, you love him?” Tanya papa pada tooru.

“Yes.” Tooru menjawab sambil menunduk.

Papa melirik mama, lalu mama menganggukan kepalanya sambil mengelus lengan papa.

“Toshi, kamu harus janji sama papa. Jangan sakiti tooru, kalo berani, kamu abis sama papa.”

“I promise dad, mom. I promise, I'll make tooru happy.”

“Tapi harus janji, bakal sering pulang ke rumah.” Ucap mama.

“Setiap weekend kami akan pulang. Terima kasih karena sudah merestui hubungan kita, terima kasih tak memisahkan kita. Aku janji gabakal bikin tooru sedih, aku janji.” Ucap toshi, menggenggam tangan tooru yang ada di sebelah nya.

3 hari kemudian, toshi dan tooru pindah ke apartmen toshi, diantar mama dan papa. Sekarang tinggal mereka sendiri yang menentukan kelanjutan hubungan mereka. Pada akhirnya orang tua hanya bisa mendukung sang anak, dan mengarahkan agar tak keliru. Tinggal sang anak lah, yang menjalani nya dengan baik atau tidak kehidupan mereka.

Sekarang tooru dan toshi berada di depan sebuah ruangan yang akan digunakan untuk sidang skripsi nanti. Di seberang ada atsumu, yang sedang menunggu sakusa sidang dengan raut wajah yang tegang dan tak hentinya berdoa untuk kekasih nya.

Tooru menoleh kepada toshi, toshi terlihat biasa saja, tapi tooru tau jika toshi sedang tegang juga. Maka dia genggam tangan toshi dalam genggaman nya sembari berkata.

“Mas, jangan khawatir, mas pasti bisa. Aku doain mas disini, ada mama dan papa juga yang doain mas. Relax ya mas.”

“Makasih adek.” Toshi memeluk tooru dan menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher tooru, menghirup aroma tooru dalam dalam.

“Plis lah bos, jangan mesra-mesraan disini. Gue iritasi.” Keluh atsumu.

Tak lama, sakusa keluar ruangan sidang. Wajah nya pucat pasi. Atsumu langsung menghampiri kekasihnya itu.

“Gimana mi? Lulus kan? Kamu ko mukanya gitu? Omi jawab.” Atsumu bertanya kepada sakusa dengan panik. Tak lama sakusa langsung memeluk atsumu.

“Aku lulus, tapi aku haus sayang, ayo kita beli minum.” Jawab sakusa.

“Ih bikin kaget aja tau gak? Yaudah ayo beli minum. Bos semangat ya hehe. Oik, gue duluan.” Ucap atsumu lalu melenggang pergi dan menggandeng kekasih nya. Sedangkan toshi dan tooru geleng kepala melihat kelakuan aneh sepasang kekasih itu.

“Selanjutnya silahkan ushijima wakatoshi memasuki ruangan.” Itu suara pengumuman dari dalam ruangan sidang.

“Mas, udah dipanggil tuh, jangan tegang. Nih minum dulu, biar ga kaya sakusa.”

“Haha iya, makasih ya. Sakusa mah emang lebay dia, yaudah aku masuk, doain aku sayang.” Tooru mengangguk meyakinkan toshi, lalu toshi masuk ruangan.

Sementara itu, tooru melakukan apa yang dilakukan atsumu, berdoa untuk kekasihnya. Memohon kepada tuhan agar memberikan kemudahan untuk toshi.

Toshi sudah 1 jam berada di dalam ruangan sidang tersebut, belum ada tanda-tanda toshi akan keluar ruangan. Tooru makin cemas, karena dia tak tau ternyata selama ini sedang skripsi.

Setelah hampir 2 jam, akhirnya toshi keluar ruangan juga, tak seperti sakusa yang lemas. Justru toshi diantar dosen yang menyidang nya keluar ruangan. Tooru dapat mendengar percakapan mereka.

“Selamat, mas ushijima. Udah lulus nih sidang nya. Saya doakan semoga makin sukses ya mas.” Ucap dosen menyelamati toshi.

“Iya pak terima kasih, bapak juga semoga sehat selalu dan sukses selalu ya pak. Terima kasih juga sudah membimbing saya, mohon maaf juga jika saya ada salah sama bapak.” Toshi menyalimi dosen nya itu.

“Iya, sekali Selamat ya mas ushijima. Itu udah ditunggu temen nya tuh, kasian nunggu lama itu pasti.” Ucap pak dosen yang melihat tooru tengah berdiri kaku, lalu mengangguk sopan ketika bertatapan dengan dosen nya.

“Hehe Iya pak, kenalin ini pacar saya tooru namanya.”

“Salam kenal pak, saya tooru.”

“Walah pacar nya toh haha, yowes mas saya masuk dulu. Kalian sukses ya, semoga langgeng, kalo nikah jangan lupa undang saya loh haha.”

“Siap pak.” Jawab toshi.

Akhirnya pak dosen tadi masuk ruangan sidang lagi. Toshi memeluk tooru.

“Lega aku haha, makasih doanya.” “Ko mas ga kaya sakusa si? Malah dianter dosen segala pas keluar ruangan.” “Entah lah, malahan aku enjoy banget tadi di dalem, sempet ngobrol-ngobrol malahan.” “The power of ushijima haha.” “Kamu juga ushijima sayang. Udah ah ayo kita cari makan. Mau makan dimana?” “Ramen.” “Ok ayo.”

.

Mereka udah sampe di kedai ramen langganan tooru, lagi nunggu pesanan mereka datang.

“Adek, kan mas udah lulus nih. Kayanya mas bakal move ke apart deh. Adek ikut yuk.”

“Mama papa gimana? Terus hubungan kita?” Tanya tooru yang seperti nya sedikit sedih.

“Aku bakal bilang ke mereka tentang hubungan kita. Kalo mau tinggal sama mas, nanti mas bilangin juga ke mereka, kamu juga bisa pulang ke rumah setiap weekend. Gimana?”

“Aku mau, tapi mas bilang dulu ya sama mama papa.”

Toshi mengangguk, memegang tangan tooru lalu mencium nya.

“Jangan sedih, sayang.”

“Aku masih mau di rumah, tapi aku juga mau sama mas. Aku mau di sayang papa lebih banyak.”

“Mas kan juga sayang kamu.”

“Hmm.” Tooru menyandarkan kepalanya pada pundak toshi.

Pesanan mereka pun datang, dan mereka makan dengan hikmat dan damai.

Ketika mereka sampai di rumah, mama papa belum pulang kantor, hanya ada mereka berdua. Toshi memutuskan untuk membantu tooru mengerjakan laporan nya.

“Mas mau aku mau cerita.”

“Mas dengerin.”

“Sebenarnya, iwa-chan mantan aku.”

“Oh udah tau”

“Ko?”

“Ya aku cari tau lah sayang, kan kamu crush aku haha. Tapi mas gatau cerita lengkap nya sih.”

“Panjang sih ceritanya ...”

Sejenak tooru ingin bercerita, namun suara papanya terdengar.

“Anybody hooooommme?” Tooru langsung berlari ke sumber suara.

“Papaa mamaa selamat datang.” Tooru berlarian menuruni tangga.

“Jangan lari sayang. Nanti jatuh.”

“Kangen papa hehe.”

“Papa, tadi mas keren tau sidang nya pas keluar ruangan dianter dosen nya. Nanti aku begitu gk ya?”

“Anak papa kan pintar, pasti kamu juga begitu nanti. Udah makan siang belum?”

“Udah tadi sama mas beli ramen.”

“Jangan mie terus dong, ga sehat.”

“Hmm iya deh, sekali doang ko tadi lagi kepengen.”

Tooru memang sudah akrab banget sama papa, entah karena emang dia merindukan sosok ayah dalam hidupnya atau memang karena papa sangat humble.

Sedangkan mama lagi siapin makanan di dapur, toshi berjalan menghampiri papa dan tooru.

“Asik banget ngobrol nya, pasti ngomongin aku kan?”

“Iya.” Jawab papa, toshi ngelus dada.

“Sabar punya bapak aneh.”

Terus mereka ngobrol-ngobrol ringan, toshi ceritain sidang nya dia, tooru ceritain magang nya dia. Mama kadang menimpali dari dapur.

Setelah 1 jam berlalu, makanan siap tersaji di meja makan. Mereka lalu makan dengan hikmad dan tenang.

“Pa ma, aku mau ngomong.” Toshi memulai, tooru panas dingin.

“Ngomong apa mas?”

“Aku rencananya mau pindah ke apart yang lebih deket kantor, dan kalo mama papa izinin ... aku mau bawa tooru juga.” Ucap toshi, takut tapi tetep percaya diri.

“Kenapa bawa tooru?”

“Karena sebenarnya kami pacaran ma pa. Maaf.” Tooru berucap.

“You don't have to say sorry. Sejak kapan?” Ucapan papa terasa mengintimidasi, suasana jadi mencekam.

“Aku naksir tooru udah lama, sejak tooru maba. Tapi kami mulai pacaran 1 minggu yang lalu.” Jawab toshi.

“Tooru, you love him?” Tanya papa pada tooru.

“Yes.” Tooru menjawab sambil menunduk.

Papa melirik mama, lalu mama menganggukan kepalanya sambil mengelus lengan papa.

“Toshi, kamu harus janji sama papa. Jangan sakiti tooru, kalo berani, kamu abis sama papa.”

“I promise dad, mom. I promise, I'll make tooru happy.”

“Tapi harus janji, bakal sering pulang ke rumah.” Ucap mama.

“Setiap weekend kami akan pulang. Terima kasih karena sudah merestui hubungan kita, terima kasih tak memisahkan kita. Aku janji gabakal bikin tooru sedih, aku janji.” Ucap toshi, menggenggam tangan tooru yang ada di sebelah nya.

3 hari kemudian, toshi dan tooru pindah ke apartmen toshi, diantar mama dan papa. Sekarang tinggal mereka sendiri yang menentukan kelanjutan hubungan mereka. Pada akhirnya orang tua hanya bisa mendukung sang anak, dan mengarahkan agar tak keliru. Tinggal sang anak lah, yang menjalani nya dengan baik atau tidak kehidupan mereka.

Part 96: tooru sakit


Tooru bangun dengan suara serak, memanggil toshi.

“Mas, mas toshi.” Lirih tooru. “Mas disini sayang.” Jawab toshi, tangan nya menyibak rambut tooru yang menghalangi kening nya.

Namun sedetik kemudian toshi dibuat terkesiap dengan suhu pada kening tooru yang tinggi, lalu dia mengecek bagian tubuh lain yang ternyata sama, suhu tubuhnya tinggi.

“Astaga tooru, panas banget sayang. Apa yang sekarang kamu rasain?” Tanya toshi panik. “Pusing sama lemes banget mas. Aku gakuat hiks.” Tooru menangis. “Sebentar sayang mas minta bantuan dulu.”

Toshi meminta saran di grup “pejantan tangguh” dan teman teman nya memberi saran agar meminta bantuan pada pihak hotel. Akhirnya toshi meminta bantuan pada pihak hotel dan beruntung nya hotel ini punya koneksi dengan rumah sakit, jadi lebih mudah.

Toshi membereskan bawaan mereka, sekalian Check out hotel. “Tooru, kita ke rumah sakit ya sayang. Sekarang mas pakein kamu pakaian hangat sini.” Ucap toshi sambil membantu tooru bangun dari tidur nya. Seketika itu juga tooru menangis, karena merasakan pusing yang sangat hebat di kepalanya. Toshi menenangkannya, berkata bahwa sakitnya akan segera hilang.

Fyi, toshi bawa baju buat tooru sebenernya kemaren tuh.

Pihak hotel menghampiri kamar mereka, membawa brankar ambulance untuk tooru. Tooru di baringkan di brankar itu dan dibawa menuju ambulance, toshi memegang tangan tooru sambil berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Ketika berada di dalam ambulance, toshi memberi kabar kepada orang tuanya terkait tooru yang sakit. Dan kedua orang tuanya pun panik sampai memutuskan untuk pulang lebih awal dari honeymoon mereka. Toshi jadi merasa bersalah.

Begitu sampai di rumah sakit, tooru langsung dibawa menuju igd untuk diperiksa, dan dokter berkata “dia hanya kelelahan dan butuh istirahat. Sementara dirawat dulu disini dan mungkin besok sudah bisa pulang ke rumah.” Begitulah penjelasan dokter.

Toshi berterima kasih kepada dokter yang memeriksa tooru, lalu dia menghampiri tooru yang masih tertidur akibat pengaruh obat. Dia mengusap kepala dan mengambil tangan tooru, mencium nya.

Dia tiba-tiba teringat bahwa papa menyuruhnya menghubungi supir mereka untuk menjemput di bandara. Maka segera toshi ambil ponsel nya disaku celana nya dah menghubungi pak surya, supir mereka, untuk segera menjemput papa nya di bandara.

Setelah menguhungi pak surya, toshi menghampiri tooru lagi. Dan ternyata tooru sudah bangun dari tidur nya.

“Hai, gimana rasanya? Udah enakan? Kata dokter kamu kecapean, pasti gara-gara semalem kita ...” “Mas, udah. Kan aku juga pengen. Mungkin ini karena pertama kali buat ku, jadi tubuh ku syok. Mas ga salah.” Tooru menyela perkataan toshi, mengelus tangan toshi yang berada di tangan nya.

“Tapi lain kali aku bakal kontrol, maaf. I love you.” “Love you too. Oiya tadi kamu nelfon siapa mas?” “Oh pak surya, jemput papa mama di bandara.” “Loh bukannya masih seminggu lagi?” “Mereka panik, pas aku kabarin kamu demam, trus mereka maksa mau pulang. Udah gapapa. Kamu tidur lagi aja ya.” Ucap ushijima membenahi selimut untuk tooru, mengelus dan mengecup matanya. Sampai tooru tertidur lagi.

Setelah 30 menit tooru tertidur, toshi mendengar keributan di pintu igd, ternyata itu orang tuanya.

“Mana anak saya. Minggir dulu pak satpam, saya mau liat anak saya.” Itu suara mama. “Iya bu, tapi jangan teriak teriak, ini rumah sakit bukan dufan.” Ucap satpam menjelaskan dengan sabar. “Mama, kamu tenang dulu. Nanti pasien lain keganggu.” Papa berusaha menenangkan mama. “Mama papa. Sebelah sini.” Ucap toshi menghampiri mereka yang sedang ribet sendiri.

Mama dan papa langsung lari ke tempat tooru.

“Tooru, kamu kenapa sayang? Baru mama tinggal bentar aja udah demam begini. Kamu kangen mama ya?” Ucap mama begitu melihat tooru yang sedang tidur.

“Mana dokternya papa mau ngomong.” Ucap papa pada toshi.

“Ya itu disana pa, emang kenapa si? Kan udah aku bilang tooru cuma kecapean kurang istirahat.”

“Ya masa anak gue dirawat di sini, pindahin ke ruangan VIP, cepetan bilang sama dokter nya.”

“Pa, ya allah lebay banget, besok juga boleh pulang.”

“Udah sono, lu ga nurut sama gua?”

“Iya iya.” Toshi menuruti papa nya.

Akhirnya tooru dipindahkan ke ruang rawat VIP. Tooru udah bangun dari tidur nya, pas denger mama nangis nangis. Dia kaget banget pas bangun, dia kira dia udah meninggal. Karena ada suara tangisan.

Sekarang tooru udah mendingan, demamnya udah turun, walaupun suaranya masih hilang, tapi better than before lah. Tooru dimanja abis-abisan sama papa, bilang tooru mau apa, papa kasih, gitu kata papa. Sayang banget sama tooru. Toshi mah berasa anak pungut.

Ngomong-ngomong tentang hubungan mereka, niatnya mau dikabarin begitu orang tua mereka pulang, tapi karena pulangnya karena tooru sakit. Kayanya pending dulu deh ngomong nya. Yang ada toshi di kebiri ntr sama papa.

“Oiya, mau ngasih tau aja si, minggu depan aku sidang.”

“Dih cepet amat? Joki lu ya?” Balas papa.

“Apaan si papa, mas mana gitu. Puji tuhan deh, semoga lancar sidang nya.” Ucap mama.

“Nanti aku temenin sidangnya ya mas.” Ucap tooru.

“Kalo kamu udah sembuh ya ayo.” Balas toshi.

“Sembuhlah, orang cuma butuh istirahat aja ko.”

“Pokonya harus sembuh dulu, liat tuh kamu ga dikasih makan apa sama mas mu? Makin begeng badan kamu.” Ucap papa menyindir toshi.

“Ini kayanya gue anak pungut kali ya disini. Dinistain mulu hamba ya allah.”

Semuanya tertawa termasuk tooru mendengar sambatan toshi.

Pokonya jorok.


Tooru akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar mandi, dengan memakai bathrobe yang disediakan hotel. Dia terlihat malu-malu ketika matanya menangkap toshi yang sedang menatapnya dengan senyum di wajah, mirip om om mesum.

Sejenak tooru diam di depan pintu kamar mandi, malu. Namun toshi memanggilnya dan memerintahkan untuk mendekat. Mau tak mau tooru mendekat perlahan. Mendudukkan dirinya di samping toshi dengan wajah merah dan menunduk malu.

“Kenapa si? Ko nunduk gitu?” Tanya toshi. “Eng gapapa.” “Yaudah liat sini wajah mas, sayang.” Toshi menarik dagu tooru agar menatap nya. Namun tiba-tiba tooru memeluk toshi erat sekali.

“Eeh, kenapa sayang?” “K-kata atsumu, awal nya sakit, tapi lama-lama bakal enak.” Tutur tooru masih menyembunyikan wajahnya di dada toshi. Toshi tau apa yang tooru bicarakan.

“Kamu mau?” Tanya toshi, tangan nya mengelus punggung tooru.

Tooru mengangguk “tapi aku takut mas.”

Lalu toshi mengangkat tubuh tooru dan membaringkan nya di ranjang. Tooru memekik kaget.

“AAAA, MAS IHH.” Kesal tooru, memukul dada toshi, toshi hanya terkekeh.

Tubuh tooru di tindih oleh badan besar toshi, toshi menenggelamkan wajahnya pada leher tooru, menjilati nya. Tooru mendesah geli. Toshi lalu berpindah ke bibir tooru, melumat nya dengan sayang dan perlahan. Membuat tooru terbuai.

Tak terasa, bathrobe nya sudah tersingkap dan menampakkan kemaluan tooru yang sudah menegang, melihat itu toshi langsung terkekeh.

“Sayang, kita baru ciuman kamu udah tegang banget gini.”

“Mas, aku malu ih.” “Kenapa malu ih, coba adek nungging. Mas ajarin caranya.”

Tooru menurut, dan dia mulai nungging dengan malu, wajahnya total merah sampai ke telinga nya. Sedangkan toshi mengambil pelumas yang sudah ia beli selama tooru mandi tadi. Toshi mulai melumasi lubang tooru dengan pelumas dan menjilati lubang tooru dengan lidah nya, lalu memasukkan satu jari nya disana.

“Aaahh m-mas nggh.” Desah tooru ketika merasakan lidah dan jari toshi melesak masuk ke dalam lubang nya.

“Enak gak?” Tanya toshi. Tooru mengangguk.

Melihat jawaban tooru, toshi menambah satu jari lagi ke dalam lubang tooru dan mempercepat tempo nya. Tooru makin mendesah dan tak lama dia mengeluarkan putih nya dan ambruk.

“Sayang, masa udah ambruk, aku belum keluar loh.” Ucap toshi tepat di telinga tooru yang masih ter engah-engah lalu membalikkan tubuh tooru agar telentang dan dia mulai mengeluarkan penis nya yang sudah tegang.

Tooru dibuat kaget dengan ukuran penis toshi yang besar. SANGAT BESAR. Toshi menyeringai melihat ekspresi kaget tooru, dia mengocok penis nya sebelum memasukkan nya kedalaman lubang tooru dengan perlahan.

Tooru meringis kesakitan ketika toshi secara perlahan memasuki lubang nya.

“Angh mas s-sakit auwhh aahhng ng ng ng hiks.”

Mendengar tooru kesakitan, toshi langsung mengecup dahi dan bibir tooru.

“Tahan ya sayang, sakitnya cuma sebentar ko.”

Perlu diingat, bahwa ini adalah kali pertama tooru berhubungan seksual, dia memang pernah menonton adegan dewasa, namun tak sering. Dia lebih sering mendengar nya dari atsumu yang sepertinya setiap hari berhubungan seksual dengan sakusa.

Setelah semua penis toshi berhasil masuk ke dalam lubang tooru, toshi membiarkan tooru terbiasa dengan milik nya terlebih dahulu. Dia memberikan kata kata afeksi yang membuat tooru merasa spesial dan nyaman. Sehingga, tooru menyuruh toshi untuk bergerak.

“Mas, gerak aja.” “Udah ga sakit?” “Masih, tapi kayanya lebih baik kalo di gerakin.”

Setelah mendengar perkataan tooru, maka toshi mulai bergerak maju mundur secara perlahan.

“Ahn ahh mas mas toshi anghh cepetin masshh ahh.” Toshi langsung mempercepat tempo gerakan nya pada tooru, mengenai prostat tooru, penuh, sangat penuh. Itulah yang dirasakan tooru. Tooru merintih, mendesah, memanggil nama toshi berkali-kali hingga dia hampir mencapai putih nya.

“Mashh ahh mau keluar mas angh please mass.”

“Yes baby cum for me.”

Toshi mempercepat lagi tumbukan nya, dan membuat tooru gila dan akhirnya dia mengeluarkan cairan cinta nya, mengenai perut nya dan perut tooru. Tooru keluar, tanpa dia mengocok penis nya.

Tooru lemas, namun toshi masih menghujami nya dengan tumbukan tumbukan kasar pada prostat nya.

“Sayang I'm cumming. Take it baby. Arghh”

Toshi mengerang karena lubang tooru menjepit milik nya dan akhirnya dia mencapai kenikmatan nya, mengeluarkan nya di dalam tooru. Membuat tooru merasakan hangat memenuhi perut nya. Toshi tak pakai kondom.

Toshi mencium leher tooru, memberikan tanda di sana dan melumat bibir tooru, masih belum mengeluarkan penis nya dari lubang tooru. Toshi membalikkan tubuh mereka, jadi tooru on top.

Tooru meringis, karena posisi ini membuat penis ushijima tertanam lebih dalam di lubang nya.

“Gerak sayang.” Toshi memerintah tooru. Tooru menuruti nya, dengan perlahan dia bergerak naik turun dengan tangan yang di tumpukan pada dada bidang toshi.

Toshi melihat pemandangan tooru yang sangat menggoda, lidah menjulur, keringat mengucur, sangat sangat menggoda. Tooru menatap mata toshi, lalu tooru menundukkan badan nya dan melumat bibir toshi.

“Mas, aku cape gerak.” Keluh tooru menyembunyikan wajahnya di leher toshi.

Dengan posisi yang sama, yaitu tooru on top. Toshi mengambil alih pekerjaan tooru. Toshi yang menggerakkan dari bawah, sedangkan tooru terhentak hentak dengan gerakan toshi yang penuh tenaga.

Toshi memutuskan untuk bersandar di kepala ranjang, dengan tooru berada di pangkuan nya. Karena posisi tooru lebih tinggi, maka toshi mengambil kesempatan dengan melumat puting pink tooru dengan lahap seperti bayi kehausan. Tooru dibuat nikmat. Dia bergerak naik turun karena dia merasa akan mencapai puncak kenikmatan nya lagi.

“Mas, aku mau keluar lagi, tapi susah. Mas aja yang gerak ya mas please.”

Mendengar tooru memohon seperti itu, membuat toshi lemah. Dia akhirnya menyuruh tooru untuk menungging lagi, tooru menurut. Toshi mulai memasukkan lagi penisnya ke dalam lubang basah tooru. Memompa tanpa ampun, sampai desahan tooru bercampur dengan isakan nya.

“Mas toshi anggh hiks ahh enak mas anghh.” “Mau lebih cepet sayang?” “Iya, cepetin plis, mas toshi anghh.”

Toshi membawa tangan tooru sebagai tumpuan nya. Mencumbu leher tooru sampai bertanda merah. Tooru gila, sangat gila. Dan toshi dibuat gila oleh tooru yang sangat seksi dari belakang sini. Tanpa henti, toshi mengujam lubang tooru sampai tooru keluar untuk ke 3 kali nya, disusul dengan toshi yang keluar juga.

Pergulatan ranjang mereka masih berlanjut setelah itu, mereka mencoba berbagai posisi dan spot, mulai dari sofa, jendela, posisi dimana toshi mengendong tooru dan posisi lainnya.

Toshi benar-benar memberikan pengalaman seks pertama tooru menyenangkan dan nikmat tiada tara. Tooru sadar dia harus banyak belajar, terutama untuk melakukan blow job.

Seks mereka berakhir pukul 3 dini hari. Tooru ambruk dalam pelukan toshi, dia pingsan. Toshi membawa tooru menuju kamar mandi untuk di bersihkan dan sekalian dia sendiri mandi. Setelah selesai mandi, toshi membaringkan tubuh toshi di atas ranjang, dan toshi pun membaringkan dirinya sendiri di samping tooru dan memeluk nya. Lalu mereka pun tidur.

Fyi, mereka tidur tanpa bed sheet, karena bed sheet nya kotor ...

Tidur di luar . .

Ushi yang lagi main di rumah sakusa langsung pamit pulang setelah di chat sama suaminya, oikawa.

“Sak, tsum. Gue pamit pulang dulu deh ya.”

“Iya, bang. Semoga ga di tidur di luar ya.” Kata atsumu.

“Iya tsum. Yaudah pamit ye.”

Setelah ushi pergi dari rumah mereka, sakusa dan atsumu gibahin ushi.

“Kasian ya bang ushi, pasti tidur diluar.”

“Lagian, ga jujur aja kalo main ps sama aku. Malah bilang nya diskusi haha. Ada ada aja.”

“Kamu jangan gitu ya mi, kalo kamu gitu aku marah.”

“Ya engga lah sayang.”

“Dah ayo masuk.”

Mereka pun masuk ke dalam rumah mereka. Sementara itu, ushijima bingung harus pulang kemana, akhirnya dia bilang ke oikawa kalo dia mau cari hotel. Tanpa di duga, oikawa larang dia buat cari hotel dan malah menyuruhnya pulang. Akhirnya ushijima langsung tancap gas pulang ke rumahnya.

Begitu sampe, ternyata oikawa lagi nungguin dia di teras rumah. Ushi parkirin mobilnya di garasi, sementara oik liatin gerak gerik suaminya itu, tangan nya di lipet depan dada, matanya liatin sinis. Ushi udah ketakutan aja, pas udah di depan oik dia cuma cengar cengir doang.

“Hehe, sayang. Maafin aku ya. Ga lagi lagi.”

“Masuk.” Perintah oikawa.

Ushijima langsung masuk ke rumah. Oikawa liat ushi masuk nyelonong aja tanpa benerin lagi sendal nya pun murka.

“TOSHI ITU SENDALNYA TARO YANG BENER, PERLU AKU KASIH TUTORIAL?”

“Maaf sayang. Ini aku benerin.”

“Nih, tidur di sofa. Aku masih males sama kamu.”

“Ayangggg ko gitu?”

“Mikir aja sendiri, main ga inget waktu. Udah gitu bohong. Kamu ga diskusi kan? Kamu mau main ps kan? Dah gausah protes tidur di sini.”

“Maafin aku tooru, janji ga lagi.”

“Iya udah aku maafin, tapi ttp kamu tidur di sofa. Dah aku ngantuk.”

“Ayangg, yaudah deh. Selamat tidur sayang ku.”

Oikawa berlenggang pergi ke kamarnya, sementara ushijima liatin oikawa yang nutup dan kunci kamarnya hanya menghela napas, galagi-lagi dia begini. Kapok.

Ultah ushi part 2: kejutan beneran . .

Ushijima panik, bisa bisanya tooru manjat pohon mangga trus jatoh. Hadeh

Akhirnya dia bilang ke sekretaris nya kalo dia gabakal balik lagi ke kantor, soalnya suaminya sakit.

Ushi nyetir agak ngebut, karena takut suaminya kenapa napa, walaupun aneh begitu, tapi dia sayang sama tooru. (Lari ada buloll)

Nyampe di rumah, ushi langsung banting pintu. Begitu pintu kebuka, dia kaget banget karena ada motor harley kesukaan dia yang keparkir disana.

Dia liat ada tooru sama iwaizumi disana, tooru senyum sambil bawa kunci dan surat-surat motornya.

“Happy birthday lagi toshii hehe.” Ucap ushi sambil kasih kunci dan surat-surat motornya trus peluk ushi.

“Ini apa? Katanya kamu jatoh?” Tanya ushi masih clueless.

“Hehe, itu bohong doang sayang. Supaya kamu pulang trus liat kejutan dari aku deh. Maaf ya bikin kamu panik.” Jawab oikawa trus cium bibir ushijima.

“Dah ya gue pulang aja. Duit nya transfer aja. Anjir iritasi gue disini.” Ucap iwaizumi tiba-tiba.

“Makasih ya iwa-chan, mau bantuin haha. Iya ntr di transfer, dah sono balik.”

“Gajelas lo berdua.” Ucap iwaizumi sembari keluar pintu.

Trus galama balik lagi, karena dia lupa gabawa mobil.

“OIK DUITNYA SEKARANG AJA DEH, ANJIR LUPA GUE GABAWA MOBIL. GUE BALIK NAIK APAA?” Teriak iwaizumi.

“Yaudah bentar.” Oik ambil duit Cash di kamarnya.

Sedangkan ushijima masih speechless, karena tooru beliin dia motor ini.

“Lo yang bantuin tooru beli ini wa?”

“Iye, gue sama suna si.” “Makasih ya wa. Pantesan aja gue gaboleh beli, soalnya dia yang beliin haha, gemes banget sih tooru.”

“Dih, di pelet lo sama tooru. Bulol banget anjir. Iya sama sama.”

Oikawa turun ke bawah bawa uang nya.

“Nih, dah sono pulang lo. Bilangin makasih juga ya sama suna, itu duitnya di bagi 2 aja. Nomer akaashi ada di dalem.”

“Oke sip. Makasih. Dah gua balik ye.”

Akhirnya iwaizumi beneran pulang, ga balik lagi.

“Gimana suka gak?” Oik tanya

“Banget, makasih banyak sayang. Aku ga nyangka kamu beliin aku ini.” Jawab ushi sambil pelukin oik.

“Oh iya, aku ambil 1M di brangkas buat beli motor ini hehe, gapapa kan?”

“Gapapa sayang, yuk siap siap kita jalan jalan.”

“AYOOO, KE PUNCAK YAAA.”

“Siap sayangg.”

Mereka pun akhirnya ke puncak 3 hari naik motor.

Malam itu... . Cw// m/m, ushioi slight iwaoi, murder. Tw// blood . . Lanjutan dari “yang lama bersama, bukan berarti selamanya” ini dari pov nya iwaizumi. ...

Hari ini sama dengan hari-hari lainnya. Tidak ada yang menarik dan membosankan. Begitulah pikir iwaizumi begitu bangun dari tidurnya.

“Ma, mama masak apa?”

“Chicken katsu ni, bentar lagi matang ko. Tunggu saja. Oh iya, tadi pagi pulang belanja mama liat laki-laki kayanya seumuran kamu di rumah oikawa, kamu tau dia siapa?”

“Oh, pacarnya itu.” Iwaizumi menjawab dengan malas sambil makan keripik.

“Loh iya? Mama kira kamu sama oikawa pacaran haha kasian ditinggal.”

“Ma udahlah cepetan mana sini, laper ni.”

Mendengar mamanya bicara seperti itu, membuat iwaizumi makin kesal, pasalnya dia juga maunya oikawa menjadi kekasihnya, tapi apalah daya dia jika dibandingkan dengan ushijima bagaikan langit dan bumi. Beda kasta.

Sekarang pasti oikawa lagi kencan sama ushijima. Begitu pikir iwaizumi.

Setelah ujian selesai kemarin, iwaizumi hanya diam di rumah sambil bermain ps atau bantu-bantu mamanya beres-beres rumah. Dia belum memutuskan akan bekerja atau melanjutkan studi nya. Masa bodo, itu pikir nanti, sekarang nikmati dulu masa-masa pengangguran.

Ting..

Ponsel iwaizumi bunyi, menandakan ada pesan.

Begitu dilihat ternyata pesan dari oikawa yang sedang pamer boneka alien yang dibelikan ushijima.

Iwaizumi mendecih tanda tak suka. Kenapa harus dipamerin segala sih.  Gerutunya.

Toktoktok, suara pintu kamar iwaizumi diketuk. 

“Hajime, mama ke rumah nenek dulu ya. Mama nginep. Kamu kalo mau makan udah mama siapin tuh di meja makan, tinggal diangetin aja.”

“Iya ma hati-hati.” Jawab iwaizumi dati dalam kamar tanpa membuka pintu nya. Cah gendeng.

Malam pun tiba, sekitar pukul 9 malam oikawa pulang kerumah diantar ushijima menggunakan motor, iwaizumi melihat dari jendela kamarnya, oikawa nampak memeluk ushijima lama sekali padahal sepertinya mesin motor pun sudah mati.

Entah apa yang mereka bicarakan, iwaizumi tidak mendengarnya, tapi dari gelagat oikawa, sepertinya dia tidak ingin berpisah dengan ushijima. Muak. Muak. Muak itu yang dirasakan iwaizumi sampai dia menutup gorden jendela nya lagi dan membantingkan diri ke atas kasur.

Ketika sudah setengah tertidur, iwaizumi mendengar ponselnya berbunyi ada yang menelepon dia, dengan malas dia ambil ponsel nya di atas nakas. Ternyata oikawa yang menelpon.

“Iwa-chan, hihi untung belum tidur. Aku mau cerita. Tadi aku jalan sama toshi hehe. Terus dia beliin aku boneka alien yang aku kasih tau kamu itu tadi siang, terus tau gak?—

“Engga gua gatau, gamau tau. Lagian ini udah malem, sumpah lu ganggu.” Iwaizumi memotong perkataan oikawa.

“Ih iwachan dengerin dulu. Toshi orderin pizza, sini deh kerumah hehe aku juga lagi sendirian. Tadi toshi diajak nginep gamau.”

“Yauda tungguin gua.”

“Okee.”

Tuut.. Panggilan terputus.

Setelah panggilan terlutus, iwaizumi langsung lari ke rumah oikawa dan masuk tanpa izin. Mengingat mereka adalah tetangga dan sahabat, jadi sudah biasa.

“Woi senyum senyum, gila lu.” Iwaizumi tiba-tiba sudah di depan oikawa dan makan pizza nya.

“Ih, ini lagi chat sama toshi tau. Lagian ko aku gadenger Iwa-chan dateng?”

“Ya lu fokus banget, mana denger. Eh bentar deh. Ini apaan?” Iwaizumi berkata sambil memicingkan matanya menatap bekas kemerahan di leher oikawa.

Oikawa pun mengikuti pandangan iwaizumi. “Oh ini, kaya iwa-chan gatau aja ah. Udah gausah dibahas. Aku maluu.”

“Lu.. udah begituan sama ushijima?”

“Apaan si, aku bilang jangan dibahas.”

“JAWAB GUA.” Iwaizumi meninggikan suaranya, membuat oikawa tersentak.

“IYA, KENAPA?” Oikawa balas dengan meninggikan suaranya juga.

“Gua gatau ya oikawa, apa kurangnya gua buat lu sampe lu lebih milih jadiin ushijima pacar lu, orang yang jelas jelas lu benci banget. Apa oikawa?”

“Iwa-chan kenapa sih? Jangan gini ah.”

“Gua tanya, apa kurangnya gua buat lu? Gua lebih tau semua kebiasaan lu, gua tau makanan kesukaan lu, gua tau semuanya tentang lu. Asal lu tau, gua suka sama lu, gua cinta sama lu, gua ga rela lu dimilikin orang lain. Putusin ushijima ya oikawa, lu pacaran sama gua.”

Iwaizumi mendekat kepada oikawa, oikawa masih mencerna kata-kata iwaizumi, sampai ketika iwaizumi melumat kasar bibir oikawa. Oikawa memberontak dengan menendang kaki iwaizumi, iwaizumi pun jatuh.

Oikawa menahan tangis.

“Iwa-chan, aku anggep kamu kaya keluarga aku sendiri, aku gapernah ada rasa cinta ke kamu, aku milih ushiwaka karena aku sayang sama dia, iya dulu aku emang benci sama dia, tapi perasaan orang bisa berubah. Dan aku gabakal mutusin ushiwaka demi kamu. Kamu harusnya ngerti itu.”

Iwaizumi bangkit. “Ok, fine. Kalo lu gabisa milih gua, itu artinya lu juga gaboleh milih ushijima sialan itu.”

Entah bagaimana iwaizumi mendapatkan pisau, tapi yang jelas sekarang di tangan dia sudah memegang sebuah pisau mengarahkan nya ke oikawa dan jleb, pisau itu menembus perut oikawa.

“Akh, i-iwa ap-apa y-yang k-kamu la-ku-kan.”

Oikawa terjatuh sambil memegang perutnya, yang mengeluarkan banyak darah. Dia memilih tidak bergerak dan mengeratkan pegangan tangan nya pada perutnya.

Iwaizumi tertawa seperti orang gila, melihat oikawa tergeletak bersimbah darah.

“Gua bakal kasih tau pacar tercinta lu, kalo pacarnya yang manis ini udah gua bunuh HAHAHAHA. Selamat jalan oikawa, tenang disana.”

Tanpa iwaizumi tau, oikawa masih bernapas dan dapat mendengar dengan jelas suara tawa seperti orang gila dan apa yang dikatakan iwaizumi sebelum pergi entah kemana. Oikawa menitikan air mata, sahabat yang dia kira sejati, bahkan sudah dia anggap sebagai keluarga sendiri, ternyata tega menikam dirinya seperti  seorang musuh bebuyutan.

Sedangkan iwaizumi pergi ke rumah ushijima mengendarai motornya di tengah malam yang sepi dan dingin seperti orang mabuk, dia masih dalam kontrol setan.

Sampai di depan gerbang rumah ushijima yang mewah, iwaizumi memencet bel tak sabaran, hingga muncul lah ushijima yang kaget melihat penampilan iwaizumi. Bertanya apa yang terjadi hingga dia membelalakkan mata ketika mendengar jawaban iwaizumi.

Iwaizumi menangis, dia sudah sadar dengan apa yang dilakukan nya kepada sahabatnya, oikawa.

Polisi datang memborgol tangan iwaizumi dan mengambil pisau di tangan iwaizumi sebagai barang bukti kejahatan. Iwaizumi pun dibawa ke kantor polisi untuk di introgasi.

Sepanjang perjalanan menuju kantor polisi, dia diam termenung bahkan ketika sampai di ruang introgasi pun dia masih bungkam seribu bahasa enggan menjawab pertanyaan penyidik, sampai akhirnya ushijimq datang dan membuat iwaizumi mengakui kejahatan nya yang di dengar oleh para penyidik di luar ruangan.

Iwaizumi berteriak dan mengacaukan ruang introgasi hingga polisi harus memborgol tangan dan kakinya. Iwaizumi pun di tempatkan di dalam sel khusus karena perilaku nya yang dapat membahayakan tahanan lain.

Sepanjang hari, iwaizumi menangis menyesali perbuatan nya terhadap oikawa sampai hari persidangan pun datang, dia melihat orang tuanya dan orang tua oikawa. Sepanjang persidangan dilakukan, iwaizumi diam tak bergeming dengan tatapan kosong. Jauh di dalam pikiran nya iwaizumi memikirkan mungkin oikawa sudah membenci dia, mungkin oikawa sudah tidak mau lagi bertemu dia. Oleh karena itu iwaizumi memilih diam dan menerima semuanya.

Mendengar orang tuanya menangis, membuat iwaizumi bersedih, namun dia tetaplah bersalah dan tidak menghiraukan tangisan orang tuanya. . .

Hari ini, tiba-tiba iwaizumi mendapatkan surat. Entah siapa yang sudi mengirimkan dia surat.

“Iwaizumi, ada surat untukmu.”

Iwaizumi menerima yang ternyata dari ushijima dan membuka surat tersebut yang ternyata berisi sebuah undangan pernikahan, tertulis ushijima wakatoshi dan oikawa tooru. Hati iwaizumi mencelos melihat nama oikawa tooru disana. Air mata kembali jatuh, sudah dipastikan oikawa membenci iwaizumi.

Selama dia di penjara, dia tidak pernah dapat kunjungan dari siapapun, bahkan dari orang tuanya, entah lah mungkin mereka membencinya.

Setelah mendapatkan undangan itu, iwaizumi sedikit tenang, itu artinya pilihan oikawa tepat, karena tidak memilih dirinya yang seorang penjahat. Hari-hari, iwaizumi menjadi seseorang yang baik, mulai berbaur dengan yang lain, mengajarkan voli kepada tahanan lain dan perbuatan baik lainnya.

Dia menyesali perbuatan nya, itulah kenyataan nya.

Semoga kamu bahagia disana oikawa. Maafkan aku.

-end-

Terima kasih.

YANG LAMA BERSAMA TIDAK BERARTI SELAMANYA . USHIOI SLIGHT IWAOI . Cw// m/m pair ushioi slight iwaoi. Tw// blood, mpreg . Maaf jika terdapat kesalahan dan mohon baca dengan perlahan. Terima kasih. .

“Oikawa cepetan dong, lama banget sih.” Iwaizumi berteriak dengan nada kesal karena oikawa lama sekali bersiap-bersiap.

“Iya sabar, ini udah ni. Ayoo.”

Akhirnya mereka berangkat sekolah bersama dan selalu bersama sedari di taman kanak-kanak sampai sekarang sudah memasuki tahun terakhir sekolah menengah atas.

Mereka bagaikan amplop dan perangko, kemana-mana selalu berdua dimanapun dan kapanpun. Jika disitu ada oikawa, maka disitu juga ada iwaizumi. Begitu pun sebaliknya.

Orang-orang sudah tidak heran dengan mereka berdua yang selalu menempel bagai perangko. Jika ditanya apakah oikawa menyukai iwaizumi seperti layaknya seorang kekasih? Maka jawaban nya adalah tidak. Bagi oikawa, iwaizumi sudah seperti keluarganya sendiri.

Tapi, apakah iwaizumi juga demikian? Nyatanya tidak. Setiap saat iwaizumi ingin oikawa menjadi miliknya, dia tidak mau hanya sekedar menjadi sahabat oikawa, dia ingin lebih. Terlebih lagi saat oikawa bercerita bahwa dia menyukai seseorang. Iwaizumi rasanya ingin sekali menghabisi orang tersebut. Tapi melihat oikawa tersenyum ketika menceritakan itu, iwaizumi jadi urung.

“Iwa-chan, tau gasi. Kayanya aku suka ushiwaka deh.”

“HAH? Ko bisa?” Deg, dada iwaizumi mencelos mendengar pernyataan sahabatnya itu.

“Iya, aku perhatiin dia ganteng juga. Terus aku juga gatega kalo harus jutek terus sama dia, dia sering chat aku tapi jarang aku bales. Terus kemaren pas kita nonton karasuno vs shiratorizawa, kamu kan ke toilet. Nah aku ketemu ushiwaka, terus dia pegang tangan aku. Aku deg degan banget. Dia ngajak aku jalan. Aku harus gimana ini Iwa-chan?”

“Ya, lu terima aja lah. Kan katanya lu suka.” Iwaizumi menjawab dengan nada yang ketus.

“Ih, tapi aku malu Iwa-chan, apa kata orang nanti kalo aku ketauan jalan sama ushiwaka.”

“Lu jangan mikirin apa kata orang, biarin aja mereka ngomong apa, mereka juga kan punya mulut. Lu kalo suka ya jalanin aja, tapi inget. Kalo dia macem macem gua gabakal segan buat nonjok dia.”

“Ih Iwa-chan, makasih ya. Yaudah deh, aku hubungin ushiwaka dulu hehe dadah.”

Sepeninggal oikawa, iwaizumi masih duduk termenung di kursi teras rumahnya. Dia memikirkan untuk merelakan oikawa atau tidak. Tapi melihat bagaimana oikawa tersenyum saat menceritakan ushijima membuat hati dia sakit, dia tidak rela oikawa tersenyum untuk orang lain, dia tidak rela oikawa berbagi cerita dengan orang lain, dia tidak rela oikawa menjadi milik orang lain.

Akhirnya iwaizumi bergelut dengan pikiran pikiran aneh yang menghantuinya. Sampai suatu ketika dia melihat oikawa bercumbu mesra dengan ushijima di belakang gym shiratorizawa saat mereka mengadakan training camp disana.

Rasanya iwaizumi ingin sekali menonjok ushijima, tapi iwaizumi memilih untuk tidak bergeming. Tangan nya ia kepalkan, matanya membara, dadanya naik turun nafasnya tak beraturan. Dan akhirnya dia memilih pergi.

Sakit, rasanya sangat sakit. Melihat orang yang kau cintai bercumbu dengan kekasihnya. Iya, oikawa memang sudah menjalin hubungan dengan ushijima 3 bulan lalu. .

Sudah 3 bulan berlalu sejak kejadian iwaizumi memergoki oikawa sedang bercumbu mesra dengan ushijima. Maka disinilah iwaizumi berada, di depan rumah ushijima dengan tangan dan baju bersimbah darah sembari memegang pisau.

“I-iwaizumi, kamu kenapa? Kenapa kamu membawa pisau? Apa yang kau lakukan?” Ushijima bertanya dengan gagap karena terkejut melihat penampilan iwaizumi yang bersimbah darah.

“G-gua, oikawa udah gua bunuh. Dia gabisa milih gua, itu artinya dia juga gabisa sama lu.”

“A-apa yang kamu bicarakan iwaizumi? Apa maksud kamu?” Ushijima udah terlihat panik dan bingung.

“GUA BUNUH OIKAWA, KARENA DIA LEBIH MILIH LU DARIPADA GUA.” Iwaizumi berteriak kemudian menangis dan terduduk di depan gerbang rumah ushijima.

Sedangkan ushijima pergi ke dalam untuk menelepon polisi dan mengambil jaket serta kunci mobilnya, dengan tangan bergetar dan menahan tangis dia melakukan itu semua.

Polisi pun datang ke kediaman ushijima, langsung memborgol iwaizumi lalu membawanya ke kantor polisi. Ushijima pergi kerumah oikawa dengan mengendarai mobilnya seperti orang kesetanan, dia panik pikiran nya kalut. Apakah kekasihnya benar-benar terbunuh?

Lalu ushijima ingat bahwa orang tua oikawa sedang ada bisnis di luar kota, jadi bisa dipastikan kekasihnya itu sendiri di rumah. Ushijima semakin mempercepat laju mobilnya, untung hari sudah malam dan jalanan kosong.

Begitu sampai di kediaman oikawa, ushijima langsung turun dari mobilnya dan berlari menerobos gerbang oikawa yang terbuka, hatinya mencelos takut. Dia bergegas untuk masuk kedalaman dan menemukan oikawa tergeletak dengan banyak darah di sekelilingnya dan tangan yang memegang perut.

Ushijima menangis, berlutut dan memeluk oikawa, dirasakan tangan oikawa bergerak membuat ushijima tersentak.

“Tooru sayang, kau bertahanlah. Aku akan membawamu ke rumah sakit.” Dengan nada bergetar ushijima mengatakan itu.

Sementara di luar mobil polisi dan ambulan sudah berada di depan rumah oikawa. Ushijima langsung membopong oikawa dan berlari menuju ambulan.

“Cepat, cepat ke rumah sakit, kekasihku masih bernapas. Sayang bertahanlah aku ada di samping mu.” Seru ushijima.

Setelah dipasangkan alat bantu napas di dalam ambulan, mobil pun langsung melesat ke rumah sakit yang untungnya dekat dari rumah oikawa.

Selama perjalanan ke rumah sakit, ushijima tidak henti hentinya mengucapkan kata penenang dan mengganggam tangan oikawa.

“Tuhan, tolong selamatkan kekasihku, tolong tuhan selamatkan dia.” Ushijima juga tak hentinya berdoa kepada tuhan.

Mereka sampai di rumah sakit, dan oikawa langsung dibawa masuk ke ruang operasi untuk mendapatkan penanganan yang lebih serius.

Pakaian nya, tangan nya dan wajahnya penuh darah. Ushijima bersandar di dinding rumah sakit dan menangis disana. Dia tidak bisa membayangkan jika kekasihnya tidak terselamatkan.

Sampai dia merasakan pundaknya di tepuk seseorang, dia mendongak kan wajahnya untuk melihat siapa itu. Ternyata itu kakak perempuan oikawa. Kakak perempuan oikawa berbicara pada ushijima bahwa semua pasti akan baik baik saja, orang tua mereka sedang dalam perjalanan pulang dan iwaizumi pun sudah dipastikan akan dipenjara.

“Kamu harus percaya, kalau tooru itu kuat, dia pasti bisa bertahan dan lewatin ini semua. Kita sama sama berdoa untuk dia, sekarang mending kamu ganti pakaian mu, tooru akan marah bila melihat kamu seberantakan ini.” Kakak perempuan oikawa terlihat menahan tangis nya ketika berbicara dengan ushijima.

“Baiklah, nee-san. Aku akan pulang dan mengganti bajuku, setelah itu aku akan kembali kesini. Tolong kabari aku.”

Ushijima menuruti perintahnya dan pulang ke rumah untuk membersihkan dirinnya dengan terburu-buru. Lalu dia pergi lagi tapi tidak untuk ke rumah sakit, melainkan untuk ke kantor polisi. Dia ingin menemui iwaizumi.

Maka disinilah ushijima berada, di dalam ruang introgasi.

“Iwa, apakah benar kamu yang melukai oikawa?” Tanya ushijima dengan nada tenang.

“Iya, gua yang bunuh oikawa. Kalo gua gabisa milikin oikawa, lu juga gabisa.”

“Kenapa kamu tega? Bukankah dia sahabatmu sedari kalian kecil?”

“Tapi dia lebih milih lu, bukan milih gua yang jelas jelas lebih mengenal dia. Gua sakit hati pas kalian pacaran, gua sakit hati.”

“Asal kamu tau, oikawa selalu menceritakan hal baik tentangmu kepadaku, dia sangat sayang kepada sahabatnya. Tapi ini balasan yang dia dapatkan. Kau membusuklah di penjara iwaizumi, asal kau tau, oikawa masih hidup.”

Ushijima beranjak keluar ruangan tersebut, sedangkan iwaizumi mebelalakkan mata, kaget akan penuturan ushijima bahwa oikawa masih hidup. Dan dia berteriak seperti orang gila dan mengacaukan ruang introgasi.

“GA, GA MUNGKIN MASIH IDUP, GA MUNGKIN.”

.

1 minggu kemudian, keadaan oikawa berangsur membaik namun masih koma, terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit dengan alat bantu napas. Setiap hari ushijima datang menjenguk sepulang sekolah. Terkadang beberapa teman oikawa datang menjenguk.

Hari ini juga merupakan sidang iwaizumi, ushijima menghadiri sidang tersebut sebagai saksi karena iwaizumi langsung mendatangi ushijima setelah melakukan kejahatan kepada oikawa.

Ushijima pun menceritakan malam dimana iwaizumi tiba-tiba datang ke rumahnya dengan tangan penuh darah dan memegang pisau. Iwaizumi pun tidak bergeming, tatapan nya kosong.

Akhirnya iwaizumi pun dijatuhi hukuman seumur hidup dengan pasal percobaan pembunuhan. Orangtua iwaizumi histeris, sedangkan orang tua oikawa menangis dan saling berpelukan, ushijima menitikan air mata.

Setelah sidang selesai. Ushijima bersama kedua orang tua oikawa menuju rumah sakit, ada kakak perempuan oikawa yang menjaga disana. Sampai di rumah sakit, orang tua oikawa menangis sambil memegang tangan oikawa, membisikkan kata kata penenang dan kata kata candaan berharap oikawa mendengar nya.

“Tooru, ini mama nak, tooru ga cape tidur terus? Tooru ga kangen makan milk bread? Nanti kalo tooru bangun mama bikinin milk bread buat tooru yang banyak. Jadi ayo tooru bangun nak. Lihat disini juga ada nak ushijima. Dia yabg menolongmu nak, dia kekasih yang baik. Tooru bangun ya, kalo engga nanti ushijima mencari kekasih lain.” Mama oikawa berbicara sambil menitikan air mata, sedangkan papa oikawa menenangkan istrinya.

Ushijima juga menitikan air matanya  mendengar penuturan mama oikawa. Dia sedih sekali, sekolah pun sudah tidak fokus. Untung saja ujian akhir sudah selesai dilaksanakan sehari sebelum kejadian itu.

Orang tua oikawa pamit untuk mengurus urusan kantor yang sedang kacau, sedangkan kakak perempuan oikawa pulang untuk menjemput anaknya.

Tersisa ushijima disini. Menangis dalam diam menatap kekasihnya yang masih terbaring lemah tak berdaya. Sebenarnya apa yang terjadi dengan dia dan iwaizumi, kenapa sampai seperti ini.

“Sayang, kalau kamu emang masih pengen tidur, tidurlah. Tapi ingat kau harus bangun nanti, ada orang tuamu, kakak mu, teman teman mu, dan aku disini yang merindukan tooru yang ceria, tooru yang selalu membuat tertawa. Kami rindu kamu sayang. Ayo bangun tooru, aku cinta sama kamu, maaf aku gabisa jagain kamu. Maaf tooru maaf.” Ushijima menangis dengan kepala tertunduk mencium tangan oikawa, air matanya berderai membasahi pipi dan tangan oikawa.

“Aku juga cinta kamu toshi.”

Mendengar suara itu, ushijima langsung mendongak dan menatap oikawa yang ternyata sudah sadar entah sejak kapan. Lalu ushijima kembali menangis dan memeluk oikawa.

“Jangan nangis, aku udah bangun. Makasih udah selametin aku.” Ucap oikawa dengan suara serak dan tangannya tergerak untuk menghapus air mata ushijima yang masih mengalir deras.

Ushijima memencet tombol agar dokter datang ke kamar rawat oikawa. Lalu ushijima pun mengganggam tangan oikawa, mengelus pipi nya yang terlihat lebih tirus.

“Tooru, aku takut, aku takut banget kehilangan kamu. Sungguh. Aku hampir mati melihatmu kesakitan tooru, plis jangan tinggalin aku lagi, aku gamau tooru, maaf aku telat dateng untuk selametin kamu. Maaf tooru.”

Setelah itu, dokter pun dateng. Memeriksa keadaan oikawa dan dokter bilang, oikawa berhasil melewati masa kritisnya. Namun masih harus melakukan penyembuhan, sekitar 3 hari lagi sudah dibolehkan pulang ke rumah.

Ushijima mendengar itu mengangguk dan berterima kasih pada dokter dan suster tersebut. Setelahnya dokter sudah keluar dari ruangan rawat oikawa. Ushijima kembali menggenggam tangan oikawa dan mengelusnya.

“Toshi sayang, makasih tetap ada di samping aku, makasih udah dateng ke rumah ku malam itu, makasih. Aku sayang sama kamu, aku gabakalan pergi secepat ini. Kamu tenang aja, udah jangan nangis lagi, liat kamu jelek banget tapi aku tetep cinta ko haha.”

“Sayang, aku kangen senyum kamu, aku kangen ketawa kamu.”

“Iya, aku akan sembuh biar bisa senyum terus biar bisa ketawa terus sama kamu. Aku janji.”

“Kamu harus tepatin janji itu.”

“Oiya, iwa gimana?” Tiba-tiba nada oikawa berubah sedih ketika menanyakan iwaizumi.

“Dia, dihukum atas perbuatan nya sayang. Kamu mau ketemu dia?” Tapi oikawa menggeleng. Dia tidak mau.

“Gapapa sayang, dia udah dihukum setimpal sama perbuatan nya. Kamu gausah takut, ada aku.”

“Makasih udah ada di samping aku terus, malam itu sangat mengerikan, aku takut bertemu dengan nya lagi.”

“Iya sayang, udah gausah diinget ya, tenang aja ada aku yang akan selalu bikin kamu bahagia, sekarang fokus penyembuhan ya sayang.”

“Hmm, aku janji.”

“Aku telfon mama dulu ya, kasih tau kalo anaknya yang kuat ini udah siuman.”

Oikawa tersenyum dan mengangguk, lalu ushijima menghubungi orang tua oikawa dan mereka berkata 10 menit lagi akan sampai disana. . . . .

7 tahun kemudian, oikawa sudah menikah dengan ushijima dan mempunyai putra kembar yang baru berusia 6 bulan. Mereka juga memilih menetap di korea setelah menikah.

Setelah kejadian itu, orang tua iwaizumi pindah rumah entah kemana. Oikawa juga tidak pernah mengunjungi iwaizumi di penjara, terlalu menyakitkan untuk melihat matanya, membayangkan nya saja membuat oikawa menangis.

Ushijima menjadi pelatih voli profesional, sedangkan oikawa menjalankan sebuah cafe sederhana di seoul. Namun, tidak setiap hari dia pergi ke cafe nya, karena ada 2 karyawan yang bekerja disana. Dia hanya sesekali mengunjungi cafe diakhiri pekan.

Tuhan memberikan banyak sekali cobaan kepada oikawa, tapi oikawa bersyukur karena ada ushijima yang selalu setia berada di sampingnya dalam situasi apapun. Orang yang dulunya menjadi musuhnya, sekarang menjadi orang yang sangat penting bagi hidup oikawa. Ditambah lagi kehadiran 2 malaikat kecilnya, menambah sumber kebahagiaan oikawa.

Setiap hari oikawa bersyukur kepada tuhan, bersyukur karena dipertemukan dengan ushijima, bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup setelah kejadian yang menimpanya, bersyukur karena diberi kepercayaan melahirkan, merawat dan membesarkan anak-anak nya. Oikawa sangat bersyukur atas hidupnya.

-end-

Untuk kita semua, jangan lupa untuk selalu bersyukur atas apa yang kita punya. sedikit air yang kau punya, sangat berharga untuk semua.

Seperti biasa, terima kasih.