Part 96: tooru sakit


Tooru bangun dengan suara serak, memanggil toshi.

“Mas, mas toshi.” Lirih tooru. “Mas disini sayang.” Jawab toshi, tangan nya menyibak rambut tooru yang menghalangi kening nya.

Namun sedetik kemudian toshi dibuat terkesiap dengan suhu pada kening tooru yang tinggi, lalu dia mengecek bagian tubuh lain yang ternyata sama, suhu tubuhnya tinggi.

“Astaga tooru, panas banget sayang. Apa yang sekarang kamu rasain?” Tanya toshi panik. “Pusing sama lemes banget mas. Aku gakuat hiks.” Tooru menangis. “Sebentar sayang mas minta bantuan dulu.”

Toshi meminta saran di grup “pejantan tangguh” dan teman teman nya memberi saran agar meminta bantuan pada pihak hotel. Akhirnya toshi meminta bantuan pada pihak hotel dan beruntung nya hotel ini punya koneksi dengan rumah sakit, jadi lebih mudah.

Toshi membereskan bawaan mereka, sekalian Check out hotel. “Tooru, kita ke rumah sakit ya sayang. Sekarang mas pakein kamu pakaian hangat sini.” Ucap toshi sambil membantu tooru bangun dari tidur nya. Seketika itu juga tooru menangis, karena merasakan pusing yang sangat hebat di kepalanya. Toshi menenangkannya, berkata bahwa sakitnya akan segera hilang.

Fyi, toshi bawa baju buat tooru sebenernya kemaren tuh.

Pihak hotel menghampiri kamar mereka, membawa brankar ambulance untuk tooru. Tooru di baringkan di brankar itu dan dibawa menuju ambulance, toshi memegang tangan tooru sambil berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Ketika berada di dalam ambulance, toshi memberi kabar kepada orang tuanya terkait tooru yang sakit. Dan kedua orang tuanya pun panik sampai memutuskan untuk pulang lebih awal dari honeymoon mereka. Toshi jadi merasa bersalah.

Begitu sampai di rumah sakit, tooru langsung dibawa menuju igd untuk diperiksa, dan dokter berkata “dia hanya kelelahan dan butuh istirahat. Sementara dirawat dulu disini dan mungkin besok sudah bisa pulang ke rumah.” Begitulah penjelasan dokter.

Toshi berterima kasih kepada dokter yang memeriksa tooru, lalu dia menghampiri tooru yang masih tertidur akibat pengaruh obat. Dia mengusap kepala dan mengambil tangan tooru, mencium nya.

Dia tiba-tiba teringat bahwa papa menyuruhnya menghubungi supir mereka untuk menjemput di bandara. Maka segera toshi ambil ponsel nya disaku celana nya dah menghubungi pak surya, supir mereka, untuk segera menjemput papa nya di bandara.

Setelah menguhungi pak surya, toshi menghampiri tooru lagi. Dan ternyata tooru sudah bangun dari tidur nya.

“Hai, gimana rasanya? Udah enakan? Kata dokter kamu kecapean, pasti gara-gara semalem kita ...” “Mas, udah. Kan aku juga pengen. Mungkin ini karena pertama kali buat ku, jadi tubuh ku syok. Mas ga salah.” Tooru menyela perkataan toshi, mengelus tangan toshi yang berada di tangan nya.

“Tapi lain kali aku bakal kontrol, maaf. I love you.” “Love you too. Oiya tadi kamu nelfon siapa mas?” “Oh pak surya, jemput papa mama di bandara.” “Loh bukannya masih seminggu lagi?” “Mereka panik, pas aku kabarin kamu demam, trus mereka maksa mau pulang. Udah gapapa. Kamu tidur lagi aja ya.” Ucap ushijima membenahi selimut untuk tooru, mengelus dan mengecup matanya. Sampai tooru tertidur lagi.

Setelah 30 menit tooru tertidur, toshi mendengar keributan di pintu igd, ternyata itu orang tuanya.

“Mana anak saya. Minggir dulu pak satpam, saya mau liat anak saya.” Itu suara mama. “Iya bu, tapi jangan teriak teriak, ini rumah sakit bukan dufan.” Ucap satpam menjelaskan dengan sabar. “Mama, kamu tenang dulu. Nanti pasien lain keganggu.” Papa berusaha menenangkan mama. “Mama papa. Sebelah sini.” Ucap toshi menghampiri mereka yang sedang ribet sendiri.

Mama dan papa langsung lari ke tempat tooru.

“Tooru, kamu kenapa sayang? Baru mama tinggal bentar aja udah demam begini. Kamu kangen mama ya?” Ucap mama begitu melihat tooru yang sedang tidur.

“Mana dokternya papa mau ngomong.” Ucap papa pada toshi.

“Ya itu disana pa, emang kenapa si? Kan udah aku bilang tooru cuma kecapean kurang istirahat.”

“Ya masa anak gue dirawat di sini, pindahin ke ruangan VIP, cepetan bilang sama dokter nya.”

“Pa, ya allah lebay banget, besok juga boleh pulang.”

“Udah sono, lu ga nurut sama gua?”

“Iya iya.” Toshi menuruti papa nya.

Akhirnya tooru dipindahkan ke ruang rawat VIP. Tooru udah bangun dari tidur nya, pas denger mama nangis nangis. Dia kaget banget pas bangun, dia kira dia udah meninggal. Karena ada suara tangisan.

Sekarang tooru udah mendingan, demamnya udah turun, walaupun suaranya masih hilang, tapi better than before lah. Tooru dimanja abis-abisan sama papa, bilang tooru mau apa, papa kasih, gitu kata papa. Sayang banget sama tooru. Toshi mah berasa anak pungut.

Ngomong-ngomong tentang hubungan mereka, niatnya mau dikabarin begitu orang tua mereka pulang, tapi karena pulangnya karena tooru sakit. Kayanya pending dulu deh ngomong nya. Yang ada toshi di kebiri ntr sama papa.

“Oiya, mau ngasih tau aja si, minggu depan aku sidang.”

“Dih cepet amat? Joki lu ya?” Balas papa.

“Apaan si papa, mas mana gitu. Puji tuhan deh, semoga lancar sidang nya.” Ucap mama.

“Nanti aku temenin sidangnya ya mas.” Ucap tooru.

“Kalo kamu udah sembuh ya ayo.” Balas toshi.

“Sembuhlah, orang cuma butuh istirahat aja ko.”

“Pokonya harus sembuh dulu, liat tuh kamu ga dikasih makan apa sama mas mu? Makin begeng badan kamu.” Ucap papa menyindir toshi.

“Ini kayanya gue anak pungut kali ya disini. Dinistain mulu hamba ya allah.”

Semuanya tertawa termasuk tooru mendengar sambatan toshi.