YANG LAMA BERSAMA TIDAK BERARTI SELAMANYA . USHIOI SLIGHT IWAOI . Cw// m/m pair ushioi slight iwaoi. Tw// blood, mpreg . Maaf jika terdapat kesalahan dan mohon baca dengan perlahan. Terima kasih. .

“Oikawa cepetan dong, lama banget sih.” Iwaizumi berteriak dengan nada kesal karena oikawa lama sekali bersiap-bersiap.

“Iya sabar, ini udah ni. Ayoo.”

Akhirnya mereka berangkat sekolah bersama dan selalu bersama sedari di taman kanak-kanak sampai sekarang sudah memasuki tahun terakhir sekolah menengah atas.

Mereka bagaikan amplop dan perangko, kemana-mana selalu berdua dimanapun dan kapanpun. Jika disitu ada oikawa, maka disitu juga ada iwaizumi. Begitu pun sebaliknya.

Orang-orang sudah tidak heran dengan mereka berdua yang selalu menempel bagai perangko. Jika ditanya apakah oikawa menyukai iwaizumi seperti layaknya seorang kekasih? Maka jawaban nya adalah tidak. Bagi oikawa, iwaizumi sudah seperti keluarganya sendiri.

Tapi, apakah iwaizumi juga demikian? Nyatanya tidak. Setiap saat iwaizumi ingin oikawa menjadi miliknya, dia tidak mau hanya sekedar menjadi sahabat oikawa, dia ingin lebih. Terlebih lagi saat oikawa bercerita bahwa dia menyukai seseorang. Iwaizumi rasanya ingin sekali menghabisi orang tersebut. Tapi melihat oikawa tersenyum ketika menceritakan itu, iwaizumi jadi urung.

“Iwa-chan, tau gasi. Kayanya aku suka ushiwaka deh.”

“HAH? Ko bisa?” Deg, dada iwaizumi mencelos mendengar pernyataan sahabatnya itu.

“Iya, aku perhatiin dia ganteng juga. Terus aku juga gatega kalo harus jutek terus sama dia, dia sering chat aku tapi jarang aku bales. Terus kemaren pas kita nonton karasuno vs shiratorizawa, kamu kan ke toilet. Nah aku ketemu ushiwaka, terus dia pegang tangan aku. Aku deg degan banget. Dia ngajak aku jalan. Aku harus gimana ini Iwa-chan?”

“Ya, lu terima aja lah. Kan katanya lu suka.” Iwaizumi menjawab dengan nada yang ketus.

“Ih, tapi aku malu Iwa-chan, apa kata orang nanti kalo aku ketauan jalan sama ushiwaka.”

“Lu jangan mikirin apa kata orang, biarin aja mereka ngomong apa, mereka juga kan punya mulut. Lu kalo suka ya jalanin aja, tapi inget. Kalo dia macem macem gua gabakal segan buat nonjok dia.”

“Ih Iwa-chan, makasih ya. Yaudah deh, aku hubungin ushiwaka dulu hehe dadah.”

Sepeninggal oikawa, iwaizumi masih duduk termenung di kursi teras rumahnya. Dia memikirkan untuk merelakan oikawa atau tidak. Tapi melihat bagaimana oikawa tersenyum saat menceritakan ushijima membuat hati dia sakit, dia tidak rela oikawa tersenyum untuk orang lain, dia tidak rela oikawa berbagi cerita dengan orang lain, dia tidak rela oikawa menjadi milik orang lain.

Akhirnya iwaizumi bergelut dengan pikiran pikiran aneh yang menghantuinya. Sampai suatu ketika dia melihat oikawa bercumbu mesra dengan ushijima di belakang gym shiratorizawa saat mereka mengadakan training camp disana.

Rasanya iwaizumi ingin sekali menonjok ushijima, tapi iwaizumi memilih untuk tidak bergeming. Tangan nya ia kepalkan, matanya membara, dadanya naik turun nafasnya tak beraturan. Dan akhirnya dia memilih pergi.

Sakit, rasanya sangat sakit. Melihat orang yang kau cintai bercumbu dengan kekasihnya. Iya, oikawa memang sudah menjalin hubungan dengan ushijima 3 bulan lalu. .

Sudah 3 bulan berlalu sejak kejadian iwaizumi memergoki oikawa sedang bercumbu mesra dengan ushijima. Maka disinilah iwaizumi berada, di depan rumah ushijima dengan tangan dan baju bersimbah darah sembari memegang pisau.

“I-iwaizumi, kamu kenapa? Kenapa kamu membawa pisau? Apa yang kau lakukan?” Ushijima bertanya dengan gagap karena terkejut melihat penampilan iwaizumi yang bersimbah darah.

“G-gua, oikawa udah gua bunuh. Dia gabisa milih gua, itu artinya dia juga gabisa sama lu.”

“A-apa yang kamu bicarakan iwaizumi? Apa maksud kamu?” Ushijima udah terlihat panik dan bingung.

“GUA BUNUH OIKAWA, KARENA DIA LEBIH MILIH LU DARIPADA GUA.” Iwaizumi berteriak kemudian menangis dan terduduk di depan gerbang rumah ushijima.

Sedangkan ushijima pergi ke dalam untuk menelepon polisi dan mengambil jaket serta kunci mobilnya, dengan tangan bergetar dan menahan tangis dia melakukan itu semua.

Polisi pun datang ke kediaman ushijima, langsung memborgol iwaizumi lalu membawanya ke kantor polisi. Ushijima pergi kerumah oikawa dengan mengendarai mobilnya seperti orang kesetanan, dia panik pikiran nya kalut. Apakah kekasihnya benar-benar terbunuh?

Lalu ushijima ingat bahwa orang tua oikawa sedang ada bisnis di luar kota, jadi bisa dipastikan kekasihnya itu sendiri di rumah. Ushijima semakin mempercepat laju mobilnya, untung hari sudah malam dan jalanan kosong.

Begitu sampai di kediaman oikawa, ushijima langsung turun dari mobilnya dan berlari menerobos gerbang oikawa yang terbuka, hatinya mencelos takut. Dia bergegas untuk masuk kedalaman dan menemukan oikawa tergeletak dengan banyak darah di sekelilingnya dan tangan yang memegang perut.

Ushijima menangis, berlutut dan memeluk oikawa, dirasakan tangan oikawa bergerak membuat ushijima tersentak.

“Tooru sayang, kau bertahanlah. Aku akan membawamu ke rumah sakit.” Dengan nada bergetar ushijima mengatakan itu.

Sementara di luar mobil polisi dan ambulan sudah berada di depan rumah oikawa. Ushijima langsung membopong oikawa dan berlari menuju ambulan.

“Cepat, cepat ke rumah sakit, kekasihku masih bernapas. Sayang bertahanlah aku ada di samping mu.” Seru ushijima.

Setelah dipasangkan alat bantu napas di dalam ambulan, mobil pun langsung melesat ke rumah sakit yang untungnya dekat dari rumah oikawa.

Selama perjalanan ke rumah sakit, ushijima tidak henti hentinya mengucapkan kata penenang dan mengganggam tangan oikawa.

“Tuhan, tolong selamatkan kekasihku, tolong tuhan selamatkan dia.” Ushijima juga tak hentinya berdoa kepada tuhan.

Mereka sampai di rumah sakit, dan oikawa langsung dibawa masuk ke ruang operasi untuk mendapatkan penanganan yang lebih serius.

Pakaian nya, tangan nya dan wajahnya penuh darah. Ushijima bersandar di dinding rumah sakit dan menangis disana. Dia tidak bisa membayangkan jika kekasihnya tidak terselamatkan.

Sampai dia merasakan pundaknya di tepuk seseorang, dia mendongak kan wajahnya untuk melihat siapa itu. Ternyata itu kakak perempuan oikawa. Kakak perempuan oikawa berbicara pada ushijima bahwa semua pasti akan baik baik saja, orang tua mereka sedang dalam perjalanan pulang dan iwaizumi pun sudah dipastikan akan dipenjara.

“Kamu harus percaya, kalau tooru itu kuat, dia pasti bisa bertahan dan lewatin ini semua. Kita sama sama berdoa untuk dia, sekarang mending kamu ganti pakaian mu, tooru akan marah bila melihat kamu seberantakan ini.” Kakak perempuan oikawa terlihat menahan tangis nya ketika berbicara dengan ushijima.

“Baiklah, nee-san. Aku akan pulang dan mengganti bajuku, setelah itu aku akan kembali kesini. Tolong kabari aku.”

Ushijima menuruti perintahnya dan pulang ke rumah untuk membersihkan dirinnya dengan terburu-buru. Lalu dia pergi lagi tapi tidak untuk ke rumah sakit, melainkan untuk ke kantor polisi. Dia ingin menemui iwaizumi.

Maka disinilah ushijima berada, di dalam ruang introgasi.

“Iwa, apakah benar kamu yang melukai oikawa?” Tanya ushijima dengan nada tenang.

“Iya, gua yang bunuh oikawa. Kalo gua gabisa milikin oikawa, lu juga gabisa.”

“Kenapa kamu tega? Bukankah dia sahabatmu sedari kalian kecil?”

“Tapi dia lebih milih lu, bukan milih gua yang jelas jelas lebih mengenal dia. Gua sakit hati pas kalian pacaran, gua sakit hati.”

“Asal kamu tau, oikawa selalu menceritakan hal baik tentangmu kepadaku, dia sangat sayang kepada sahabatnya. Tapi ini balasan yang dia dapatkan. Kau membusuklah di penjara iwaizumi, asal kau tau, oikawa masih hidup.”

Ushijima beranjak keluar ruangan tersebut, sedangkan iwaizumi mebelalakkan mata, kaget akan penuturan ushijima bahwa oikawa masih hidup. Dan dia berteriak seperti orang gila dan mengacaukan ruang introgasi.

“GA, GA MUNGKIN MASIH IDUP, GA MUNGKIN.”

.

1 minggu kemudian, keadaan oikawa berangsur membaik namun masih koma, terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit dengan alat bantu napas. Setiap hari ushijima datang menjenguk sepulang sekolah. Terkadang beberapa teman oikawa datang menjenguk.

Hari ini juga merupakan sidang iwaizumi, ushijima menghadiri sidang tersebut sebagai saksi karena iwaizumi langsung mendatangi ushijima setelah melakukan kejahatan kepada oikawa.

Ushijima pun menceritakan malam dimana iwaizumi tiba-tiba datang ke rumahnya dengan tangan penuh darah dan memegang pisau. Iwaizumi pun tidak bergeming, tatapan nya kosong.

Akhirnya iwaizumi pun dijatuhi hukuman seumur hidup dengan pasal percobaan pembunuhan. Orangtua iwaizumi histeris, sedangkan orang tua oikawa menangis dan saling berpelukan, ushijima menitikan air mata.

Setelah sidang selesai. Ushijima bersama kedua orang tua oikawa menuju rumah sakit, ada kakak perempuan oikawa yang menjaga disana. Sampai di rumah sakit, orang tua oikawa menangis sambil memegang tangan oikawa, membisikkan kata kata penenang dan kata kata candaan berharap oikawa mendengar nya.

“Tooru, ini mama nak, tooru ga cape tidur terus? Tooru ga kangen makan milk bread? Nanti kalo tooru bangun mama bikinin milk bread buat tooru yang banyak. Jadi ayo tooru bangun nak. Lihat disini juga ada nak ushijima. Dia yabg menolongmu nak, dia kekasih yang baik. Tooru bangun ya, kalo engga nanti ushijima mencari kekasih lain.” Mama oikawa berbicara sambil menitikan air mata, sedangkan papa oikawa menenangkan istrinya.

Ushijima juga menitikan air matanya  mendengar penuturan mama oikawa. Dia sedih sekali, sekolah pun sudah tidak fokus. Untung saja ujian akhir sudah selesai dilaksanakan sehari sebelum kejadian itu.

Orang tua oikawa pamit untuk mengurus urusan kantor yang sedang kacau, sedangkan kakak perempuan oikawa pulang untuk menjemput anaknya.

Tersisa ushijima disini. Menangis dalam diam menatap kekasihnya yang masih terbaring lemah tak berdaya. Sebenarnya apa yang terjadi dengan dia dan iwaizumi, kenapa sampai seperti ini.

“Sayang, kalau kamu emang masih pengen tidur, tidurlah. Tapi ingat kau harus bangun nanti, ada orang tuamu, kakak mu, teman teman mu, dan aku disini yang merindukan tooru yang ceria, tooru yang selalu membuat tertawa. Kami rindu kamu sayang. Ayo bangun tooru, aku cinta sama kamu, maaf aku gabisa jagain kamu. Maaf tooru maaf.” Ushijima menangis dengan kepala tertunduk mencium tangan oikawa, air matanya berderai membasahi pipi dan tangan oikawa.

“Aku juga cinta kamu toshi.”

Mendengar suara itu, ushijima langsung mendongak dan menatap oikawa yang ternyata sudah sadar entah sejak kapan. Lalu ushijima kembali menangis dan memeluk oikawa.

“Jangan nangis, aku udah bangun. Makasih udah selametin aku.” Ucap oikawa dengan suara serak dan tangannya tergerak untuk menghapus air mata ushijima yang masih mengalir deras.

Ushijima memencet tombol agar dokter datang ke kamar rawat oikawa. Lalu ushijima pun mengganggam tangan oikawa, mengelus pipi nya yang terlihat lebih tirus.

“Tooru, aku takut, aku takut banget kehilangan kamu. Sungguh. Aku hampir mati melihatmu kesakitan tooru, plis jangan tinggalin aku lagi, aku gamau tooru, maaf aku telat dateng untuk selametin kamu. Maaf tooru.”

Setelah itu, dokter pun dateng. Memeriksa keadaan oikawa dan dokter bilang, oikawa berhasil melewati masa kritisnya. Namun masih harus melakukan penyembuhan, sekitar 3 hari lagi sudah dibolehkan pulang ke rumah.

Ushijima mendengar itu mengangguk dan berterima kasih pada dokter dan suster tersebut. Setelahnya dokter sudah keluar dari ruangan rawat oikawa. Ushijima kembali menggenggam tangan oikawa dan mengelusnya.

“Toshi sayang, makasih tetap ada di samping aku, makasih udah dateng ke rumah ku malam itu, makasih. Aku sayang sama kamu, aku gabakalan pergi secepat ini. Kamu tenang aja, udah jangan nangis lagi, liat kamu jelek banget tapi aku tetep cinta ko haha.”

“Sayang, aku kangen senyum kamu, aku kangen ketawa kamu.”

“Iya, aku akan sembuh biar bisa senyum terus biar bisa ketawa terus sama kamu. Aku janji.”

“Kamu harus tepatin janji itu.”

“Oiya, iwa gimana?” Tiba-tiba nada oikawa berubah sedih ketika menanyakan iwaizumi.

“Dia, dihukum atas perbuatan nya sayang. Kamu mau ketemu dia?” Tapi oikawa menggeleng. Dia tidak mau.

“Gapapa sayang, dia udah dihukum setimpal sama perbuatan nya. Kamu gausah takut, ada aku.”

“Makasih udah ada di samping aku terus, malam itu sangat mengerikan, aku takut bertemu dengan nya lagi.”

“Iya sayang, udah gausah diinget ya, tenang aja ada aku yang akan selalu bikin kamu bahagia, sekarang fokus penyembuhan ya sayang.”

“Hmm, aku janji.”

“Aku telfon mama dulu ya, kasih tau kalo anaknya yang kuat ini udah siuman.”

Oikawa tersenyum dan mengangguk, lalu ushijima menghubungi orang tua oikawa dan mereka berkata 10 menit lagi akan sampai disana. . . . .

7 tahun kemudian, oikawa sudah menikah dengan ushijima dan mempunyai putra kembar yang baru berusia 6 bulan. Mereka juga memilih menetap di korea setelah menikah.

Setelah kejadian itu, orang tua iwaizumi pindah rumah entah kemana. Oikawa juga tidak pernah mengunjungi iwaizumi di penjara, terlalu menyakitkan untuk melihat matanya, membayangkan nya saja membuat oikawa menangis.

Ushijima menjadi pelatih voli profesional, sedangkan oikawa menjalankan sebuah cafe sederhana di seoul. Namun, tidak setiap hari dia pergi ke cafe nya, karena ada 2 karyawan yang bekerja disana. Dia hanya sesekali mengunjungi cafe diakhiri pekan.

Tuhan memberikan banyak sekali cobaan kepada oikawa, tapi oikawa bersyukur karena ada ushijima yang selalu setia berada di sampingnya dalam situasi apapun. Orang yang dulunya menjadi musuhnya, sekarang menjadi orang yang sangat penting bagi hidup oikawa. Ditambah lagi kehadiran 2 malaikat kecilnya, menambah sumber kebahagiaan oikawa.

Setiap hari oikawa bersyukur kepada tuhan, bersyukur karena dipertemukan dengan ushijima, bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup setelah kejadian yang menimpanya, bersyukur karena diberi kepercayaan melahirkan, merawat dan membesarkan anak-anak nya. Oikawa sangat bersyukur atas hidupnya.

-end-

Untuk kita semua, jangan lupa untuk selalu bersyukur atas apa yang kita punya. sedikit air yang kau punya, sangat berharga untuk semua.

Seperti biasa, terima kasih.