SatoSugu

La Familia Es Todo

CW / TW // mxm pair, mpreg, male lactation, anal penetration, kissing, not safe for work.


“Sayang, selamat ulang tahun.” Ucap Satoru sambil membawa kue ulang tahun.

Suguru meniup lilin di kue itu lalu mencium Satoru. Ini masih jam 3 pagi, dan Satoru menyiapkan ini. Suguru tersentuh.

“Terima kasih sayang.” “Semoga sayang semakin bahagia di tahun yang baru ini, semoga sayang makin cinta sama aku, semoga tahun ini kita nambah anak hehe, doaku yang terbaik untuk mu sayang. I love you.”

Suguru tak kuasa menahan tangis nya, tahun ini hanya Satoru dan anak-anak lah keluarga satu-satunya Suguru, karena orang tuanya sudah meninggal tahun kemarin.

“Makasih, makasih untuk menjadi suami yang pengertian, makasih udah sayang sama aku, makasih udah cinta sama aku, I love you.” “Sayang jangan nangis, ada aku. Kamu keinget ibu sama ayah kan? Udah cup cup nanti anak-anak bangun trus liat mama nya nangis, mereka ikut nangis loh.”

Suguru mengelap airmata nya, Satoru tersenyum dan mengusap pipi Suguru.

“Nanti siang ke makam yuk? Terus nanti malam kita dinner. Anak-anak titip ke Megumi.” “Hah? Megumi? Dia ga sibuk emang? Aku gaenak ah. Bawa aja anak-anak nya.” “Tadi aku udah bilang megumi, dia juga mau bawa pacarnya kamu tau? Gapapa yang ayolah, anak-anak juga pasti seneng kok dititip sama megumi.” “Tapi bilang dulu sama anak-anak mas, kalo mereka mau ikut mending dinner di rumah aja.” “Iya sayang nanti aku bilang anak-anak. Sekarang mau tidur lagi?” “Iya, ayo masih ngantuk, jam 5 aku bangun lagi.” “Aku cuti btw yang, gausah pagi pagi bangun nya.” “Ya gapapa, aku mau masak kan. Masak is my hobby mas, not her.” “Apaan si kamuuu, udah ah ayo tidur.”

Satoru membawa Suguru ke dalam dekapan nya, dan mereka tidur lagi.


Alarm berbunyi pertanda sudah jam 5 pagi, Suguru lantas bangun dari tidurnya, mencepol rambut panjang indah nya lalu berjalan menuju kamar mandi. Dia membiarkan Satoru tidur lebih lama.

Sebelum berjalan ke dapur, Suguru melihat ke kamar anak-anaknya, ternyata masih pada tidur, dia mengecup kening anak perempuan dan laki-laki nya. Mereka sangat imut, di usia mereka yang baru satu setengah tahun, mereka masih sangat membutuhkan kasih sayang nya. Apalagi si bungsu, dia sempat masuk inkubator karena berat badan nya yang kurang.

Baik Satoru maupun dirinya selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka, Suguru bahkan merelakan dream job nya setelah melahirkan si kembar.

“Ayang.” Satoru memanggilnya. “Hmm? Udah bangun?” “Aku mau tidur disini. Biar mereka bangun gak nangis.” “Yaudah aku masak dulu ya mas?”

Satoru mengangguk, sebelum Suguru meninggalkan kamar anak-anaknya, dia sempat mencium pipi Satoru. Satoru lanjut tidur di samping anak perempuan nya.

Pukul 7.30 tepat, Suguru selesai masak dan bebersih. Sebenarnya dia sudah mendengar suara anak-anaknya bangun tapi sepertinya Satoru menahan anaknya untuk mengganggu dirinya.

“Good morning my sunshine.” Ucap Suguru ketika masuk kedalam kamar anak anaknya. “Maaa, mam.” “Kakak mau mam? Ayo sini mama gendong. Adek sama ayah ya nak.”

Pada akhirnya sang kakak makan dengan ayah nya, karena sang adik ingin menyusu kepada sang mama. Memang anak bungsu nya masih menyusu sampai sekarang. Sedangkan anak sulung nya sudah berhenti sejak usia 10 bulan.

“Kakak, ayo mandi sama mama sayang. Biar adek sama ayah.”

Suguru memang selalu begitu, anak perempuan nya selalu ia yang mandikan.

Setelah semuanya selesai mandi, Suguru memakaikan anaknya pakaian.

“Kakak, adek, nanti kita mau ke nenek. Kalian ikut kan?” “Hmmm hmmm maaaa.” “Pinter nya anak kuu.” “Ih adek, liat deh mereka pelukan kita ga diajak. Ih ih.” Ucap Satoru yang baru selesai memandikan Chio “Maaa.” “Iya sini sayang sinii uhh anak mama satu ini manjaaaa bangett.”


Mereka berempat sudah mengunjungi makam orangtua Suguru, Miko mengusap pipi mama nya karena Suguru sempat meneteskan airmatanya.

Mereka pulang karena Megumi bilang dia dan pacarnya sudah sampai di rumah keluarga Gojo.

“Mii mii.” Teriak Chio dan Miko begitu melihat Megumi. “Hai, Chio hai Miko.” “Salam kenal, saya Itadori Yuuji, teman Megumi.” “Ah temen apa temen?” Ucap Satoru jahil dan langsung di cubit oleh Suguru. “Iya, salam kenal juga Itadori, saya Geto Suguru ini suami saya Gojo Satoru, ini Chio ini Miko.”

Yuuji menangguk sambil tersenyum.

“Kakak sama adek, mau ya dititip sebentar sama kak megumi? Mama sama ayah mau pergi sebentar.”

Kedua anaknya acuh karena asik bermain. Lalu Suguru berjalan ke kamar anak-anak nya untuk mengambil tas berisikan perlengkapan anak-anaknya, mulai dari susu, popok, celana, baju, biskuit, dan memberikan nya kepada Megumi.

“Titip ya Gum, palingan kami cuma dua jam paling lama.” “Iya kak, tenang aja. Mereka anteng ko sama aku, apalagi ada Uji juga.” “Oke, nak sini mama cium dulu sayang.”

Suguru mencium kedua anaknya sembari berkata, “Kakak jagain adek nya ya? Adek juga jagain kakak, gaboleh berantem dan nyusahin kak Gumi. Oke sayang? Anak-anak mama paling pinter ya?”

Setelah itu, Suguru pergi bersama Satoru. “Aku takut adek rewel.” “Engga yang, tenang aja. Tadi aja pas kita pergi ga nangis kan.” “Iya si, semoga deh. Tapi jangan lama lama ya mas.”

Satoru mengangguk dan tersenyum lalu memegang tangan Suguru.


“Sayang, ini hadiah dari aku buat kamu. Maaf cuma bisa kasih ini.” “Omg ini cantik, aku suka. Makasih mas ayang.”

Satoru memberinya cincin berlian berwarna biru seperti mata Satoru. “Eits ada lagi. Ini.” “Oh my, ini mah idaman semua orang hehe. Thank you.”

Black card, Satoru memberi Suguru Black card.

“Ini bakal aku pake buat pendidikan anak-anak, dan kebutuhan mendesak. Aku janji gabakal hamburin uang ini.” “Hey, aku kasih kan untuk dipake sayang. Beli aja tas yang kemarin kamu mau pake uang itu. Suami mu ini bos loh, santai lah.” “Sombong amat, pokonya aku gamau beli kalo ga penting mah. Makasih ya Satoru sayang.” “Nanti malem aku dapet jatah dong hehe.” “Pamrih banget.” “Ayanggg ihh.” “Iya iya, kalo anak-anak ga rewel. Udah ah ayo pulang, kasian Megumi sama Yuuji.”


“Kami pulang.” “Maaa yahhhh.” “Uh uh anak mama, nakal engga nih mama tinggal?” “Engga kok kak, mereka engga nakal.” “Maaa jii.” “Kenapa nak?” “Yuuji katanya kak.” “Oalah, Miko seneng main sama kak Yuuji?” “Hmm Hmm.” “Eh udah pada makan belum?”

Yang ditanya malah lirik-lirikan. “Belum berarti nih. Ayo makan dulu yok, itu tadi kami beli ayam.” “Makasih kak.”

Megumi dan Yuuji makan dengan tenang, sementara Suguru sedang menyusui Chio dan Satoru sedang memberi makan Miko.

“Kakak ayah mau tanya dong.” “Hmm.” “Kalo kakak punya adek lagi mau gak?” “De? Hmm.” Jawabnya mengangguk. “Yess, AYANGG MIKO PENGEN PUNYA ADEK LAGI KATANYA YANG.” Satoru berteriak dan membuat Megumi dan Yuuji terkekeh.

Suguru datang dari kamar. “Berisik lho ih anaknya udah tidur itu. Kakak ayo siap-siap tidur nak, sikat gigi oke?”

Miko tersenyum menanggapi ucapan mama nya.

“Eum, pak Gojo dan kak Geto, kami izin pulang.” Ucap Megumi. “Oh iya, sebentar ya.” Ucap Suguru, dia masuk ke kamar nya lagi dan tak lama keluar dengan membawa bingkisan. “Ini, dibawa sekalian ya. Makasih loh udah mau direpotin. Hati-hati dijalan ya, jangan ngebut Gum.” “Iya kak, terima kasih. Mari kak mari pak.”


Sekarang mereka sudah berada di kamar hanya berdua. Anak-anak mereka sudah tidur di kamar dari 2 jam yang lalu.

“Yang, keberatan gak kalo sayang hamil lagi?” “Aku ga pernah keberatan masalah hamil, tapi kan Chio masih butuh asi ku yang. Aku kasian sama Chio kalo aku hamil dalam waktu dekat.”

Satoru memeluk Sugurunya, “Sabar yah? Mungkin nanti kalo anak-anak udah dua tahun atau tiga tahun. Tadi katanya mau jatah? Gajadi?” Ucap Suguru sambil mengelus surai Satoru yang ada di dadanya.

Satoru mendongak, menatap Suguru yang tersenyum. Seolah dipancing, Satoru bergerak untuk mencium bibir suami nya lembut tapi dalam, salurkan sensasi menggelitik di perut keduanya.

Tak puas dengan ciuman, Satoru membuka baju Suguru dan mendapati air susu yang masih menetes dari puting kirinya, Satoru langsung melahapnya seperti halnya anak-anak nya menyusu.

“Mhhmm, gigi kamuu yang sakit.”

Satoru melepaskan puting Suguru dan berpindah ke lubang Suguru, dia melebarkan kaki Suguru agar bisa menjilati lubang cantik yang sudah ia gagahi berkali-kali itu.

“Mmhhh aaahh yang.” Suguru hanya mampu mendesah dan mendesah. “Sayang I love you.” Dengan diucapkannya kata-kata itu, Satoru memasukkan kejantananya ke dalam lubang Suguru.

Suguru menahan desahan nya ketika Satoru memasukkan kejantananya pada lubangnya.

“Still so tight aahh.”

Suguru memang pandai bercinta, dia mampu memuaskan suaminya ketika di ranjang, walaupun sudah ratusan kali mereka bercinta, Suguru mampu memuaskan Satoru seolah lubangnya tak pernah melonggar.

“AAAAHHH.” Suguru refleks berteriak karena Satoru mengenai titik lemahnya. Dan berikutnya tumbukan Satoru menggila.

Suguru mendesah, dia hampir mencapai puncaknya dan Satoru yang terus menggenjotnya.

“Angghh yang, ayang aku mau keluar ayangg.” “Keluar aja. Aku bentar lagi keluar. Aku keluar di dalem sayang.” “Angghhh Satoruu nggghhh.” Suguru mengeluarkan putihnya.

Satoru masih terus menggenjot, menumbuk titik lemah Suguru dengan brutal. “Ayang, aku keluar agh ngghh.” Satoru mengeluarkan cairan nya di dalam Suguru, berharap suaminya bisa hamil lagi, walaupun Suguru bilang tak ingin hamil dalam waktu dekat.

Setelah pelepasan yang hebat itu, Suguru tak berdaya, perutnya hangat karena cairan Satoru. Satoru mengecup kening Suguru dengan sayang, menyingkirkan rambut dari kening Suguru.

“Makasih sayang, I love you. Mau mandi? Biar aku mandiin.” “Hmm, I love you too. Engga, aku mau lagi.” Ucap Suguru lalu dia bangkit dan mendorong Satoru. Suguru berada di atas Satoru.

Perlahan-lahan Suguru memasukkan kejantanan Satoru ke dalam lubang nya, Satoru hanya bisa menyaksikan pemandangan erotis ini.

Mereka baru selesai setelah pukul dua pagi, karena Miko menangis, mungkin mimpi buruk.

“Kakak mau mimi?” Tanya Suguru, tapi gelengan yang didapat. “Mau mam?” Lagi gelengan yg didapat. “Kakak mau naik mobil sama ayah?” Tanya Satoru baru anaknya mengangguk. “Yaudah mama ambilin jaket ya sayang, udah jangan nangis ya nak. Maaf mama gabisa ikut, kan mama jaga adek dirumah ya?”

Miko mengangguk, Suguru mengambilkan jaket Miko dan Satoru, juga mengambilnya gendongan untuk menggendong Miko.

“Jangan lama-lama ya mas. Keliling komplek aja, jangan kemana-mana tengah malem ini.” “Iya sayang, yaudah kami pergi dulu.”

Satoru kembali setelah 20 menit berkeliling komplek menggunakan mobil nya, Miko juga sudah kembali tertidur. Satoru dan Suguru tidur di kamar anak-anaknya.