Part. 30
Flashback 2. Oikawa pov
Rasanya kalah sangat menyebalkan, dan aku sangat benci kekalahan. Termasuk orang yang membuatku kalah, Ushijima Wakatoshi.
Aku oikawa tooru, aku bisa bilang wajahku tampan, itu fakta.
Pertama kali aku bertemu dengan nya, di pertandingan voli smp. Disana tim ku mencapai final, namun dikalahkan dengan telak oleh tim ushijima. Shiratorizawa.
Saat itu, aku sangat benci cara dia menatapku seolah meremehkan ku, cih menyebalkan. Itu terjadi sampai tahun tahu berikutnya bahkan ketika aku sudah masuk sma. Dia terus saja mengalahkan ku, dan parahnya lagi, dia selalu mengajak ku untuk pindah ke sekolah nya. Cih, aku lelah menghadapi sikap nya yang menyebalkan itu.
“Kalo besok ga sibuk, bisakah kamu menonton pertandingan ku melawan karasuno?”
Dia bertanya padaku, aku dengar tapi aku mengabaikan nya. Terserah dia mau apa, aku tak peduli. Tapi, itu adalah aku ketika siang, berbeda dengan aku ketika malam datang, aku terus kepikiran, haruskah aku datang ke pertandingan final besok? Tapi kalo aku datang, ushiwaka akan mengira aku menuruti perkataannya.
“Halo, iwa-chan, besok temenin aku yuk.” Aku akhirnya menelpon iwaizumi, sahabatku.
“Kemana?”
“Nonton pertandingan final, karasuno vs shiratorizawa.”
“Tumben amat.”
“Ish yaudah kalo gamau, aku berangkat sendiri aja, bye.”
Aku menutup sambungan telpon, aku kesal pada iwa-chan, pasti dia sedang mentertawakan aku. Yaudah deh besok nyamar aja pake kacamata, pikir ku.
Akhirnya aku menonton pertandingan itu juga, sangat mendebarkan, aku tak perduli sih siapa yang menang, tapi pertandingan ini memang sangat menarik. Dan akhirnya, untuk pertama kali nya, shiratorizawa kalah. Akhirnya, aku senang sekali haha, sebutlah aku jahat, tapi inilah aku.
Oh iya, iwa-chan juga ternyata datang, ternyata dia datang karena gebetan nya anak karasuno juga datang menonton. Setelah pertandingan selesai, aku melihat ushiwaka sedang menelpon, aku tunggu dia selesai menelpon, lalu aku mengejeknya.
“Hei, ushiwaka. Sekarang kau mengerti kan? Rasanya dikalahkan. Cih, jangan sok kuat kau. Selamat atas kekalahan mu.”
Aku bilang begitu, dia hanya terdiam lalu aku pergi. Setelah itu kami tak pernah bertemu lagi sampai aku berangkat ke Argentina. Sepertinya dia tak tau aku akan berangkat ke Argentina.
Setelah aku di Argentina, aku melihat dia bergabung dengan club voli profesional sweidan adlers, cih sombong sekali wajah nya, entah lah aku selalu merasa kesal melihat nya, sepertinya bahkan dia hanya bernafas pun aku kesal.
Suatu ketika aku sedang bersantai di kamar kos ku, tiba-tiba ada pesan masuk ke ponsel ku, aku tak kenal nomor siapa itu, awalnya aku mengira mungkin salah sambung, tapi ternyata itu nomor ushiwaka, aku tanggapi dengan ketus, tapi dia sangat mengganggu, bilang bahwa aku harusnya di Jepang saja bla bla bla, dan aku block nomornya.
Aku kira masalah akan selesai, ternyata iwa-chan yang gantian membom ku dengan chat nya, bilang bahwa aku harus membuka blokiran ku terhadap ushiwaka, dia bilang bahwa ayah ushiwaka banyak membantu nya selama penelitian, aku tidak bisa tak menurut pada iwa-chan, jadi aku membuka blokirnya dan aku mengancam akan memblokir lagi jika dia mengirim hal hal menyebalkan lagi. Dan saat itu, dia normal.
Satu bulan setelah itu, aku merasa bahwa aku sangat lelah dengan semua ini, aku ingin menyerah, dan ketika semua terjadi, entah kenapa nama ushiwaka yang muncul di pikiran ku, tanpa pikir panjang aku menelepon nomor itu, aku bercerita pada ushiwaka semuanya, dan dia bilang juga bahwa aku tidak boleh menyerah, ini mimpiku, jangan menyerah pada mimpiku walaupun itu berat.
Dia juga bilang, dia akan menemuiku, aku kira itu omong kosong, tapi keesokan harinya di tengah malam, aku bisa melihat dia, ushiwaka, musuhku selama sekolah, sekarang ada si hadapan ku, tersenyum padaku, aku tersentuh akan tindakan nya. Aku lantas memeluk nya, menangis sejadi-jadinya.
Dan setelah itu, hubungan kami semakin dekat, ushiwaka menyatakan perasaan nya padaku, tanpa pikir panjang aku menerima nya, karena aku juga sudah jatuh dalam pesona ushijima wakatoshi.
Aku juga berharap, semoga hubungan kami bisa menuju ke jenjang yang serius, Argentina negara yang membolehkan pernikahan sesama gender, aku tidak perlu khawatir tentang itu, aku juga yakin toshi setuju. Doakan yang terbaik untuk kami.
Flashback end.