Part. 55


“Udah siap semua?” Tanya ushijima memastikan tidak ada barang yang tertinggal.

Oikawa mengecek lagi barang bawaannya, tangan nya ia letakkan di dagu, bibirnya mengerucut, dan terlihat berpikir. Sangat menggemaskan, membuat ushijima tersenyum.

“Hmm, udah engga ada.” Jawab oikawa, ushijima mengangguk lalu membawa barang bawaan ke dalam mobil.

Mereka tengah bersiap untuk pulang ke rumah di miyagi selama 1 bulan kedepan. Mereka akan menikmati liburan bersama disana. Namun ada yang menganggu pikiran ushijima. Dia khawatir dengan ibu nya dan nenek nya akan menjelekkan oikawa.

“Tooru, kamu gapapa ketemu mami nanti? Bukan cuma mami loh, tapi nenek juga.”

“Gapapa, emang kenapa? Aku kan udah lama ga ketemu mami, siapa tau mami udah suka sama aku. Dan soal nenek, bukan nya nenek gapapa sama kita?”

“Iya sih, tapi—”

“Shh, udah gapapa. Asal kamu di samping aku, aku gapapa, okay?” Oikawa memotong pembicaraan ushijima. Dan ushijima mengangguk mendengar itu lalu mencium kening oikawa.

“Yuk berangkat, biar sampe sana malem.” Ucap oikawa yang diiyakan oleh ushijima.

Mereka akhirnya berangkat pukul 14.00 waktu Jepang, membutuhkan waktu kurang lebih 9 jam untuk sampai di miyagi. Pada pukul 22.45 mereka sampai di pekarangan keluarga oikawa, disambut oleh mama oikawa yang langsung memeluk anaknya lalu memeluk ushijima juga.

Ushijima sangat dirangkul di keluarga oikawa, oleh karena itu dia akan merasa bersalah kepada oikawa karena mami nya tidak mau menerima oikawa. Dia akan berusaha agar mami nya mau menerima oikawa, tidak hanya asal menerima, tapi juga benar-benar menerima seperti perlakuan keluarga oikawa terhadap ushijima.

“Astaga anak-anak ku, selamat datang sayang.” Ucap mama oikawa ketika melihat anak dan kekasih anaknya, lalu memeluk mereka berdua.

“Mama, hiks. Kangen banget.” Oikawa sudah menangis dalam pelukan mama nya.

“Jangan nangis sayang, mama disini loh, cup cup. Toshi sini nak.” Mama oikawa mencium kepala ushijima, katanya “hadiah, karena udah jaga tooru.” Ushijima hanya tersenyum, jauh di dalam lubuk hatinya, dia terharu.

“Ayo masuk dulu yuk, kebetulan takeru lagi nginep disini.”

Mereka bertiga masuk, toshi membawa barang bawaan, mama dan oikawa membantunya. “Ini apa?” Tanya mama oikawa. “Untuk mami nya toshi.” Jawab oikawa, mama hanya menganggukkan kepalanya.

. Keesokan harinya, ushioi menuju rumah ushijima. Sebelum berangkat, ushijima memastikan lagi.

“Beneran mau kesana?”

“Ya beneran lah sayang, kenapa sih? Udah ah ayo.”

Setelah sampai di rumah ushijima, mereka disambut oleh pelayan disana.

“Mami mana?”

“Ada di kamar, tuan.”

“Sayabg, tunggu disini dulu ya. Mba tolong bikinin minum buat tooru.”

Ushijima menuju kamar mami nya, diketuk nya kamar itu tiga kali lalu dia memanggil mami nya.

“Mami.”

“Masuk.”

Ushijima lantas membuka pintu kamar mami nya.

“Mami, ada tooru juga. Mami bisa keluar sebentar temuin dia?” Tanya ushijima

“Kamu ini kan baru dateng, dipeluk dulu lah Mami nya.”

Ushijima memeluk wanita paruh baya itu.

“Dimana dia?” Tanya mami nya.

“Mi, plis. Jangan kasar ya sama tooru, aku mohon. Dia baik banget mi, keluarga nya juga baik banget sama aku. Aku mohon.”

“Mami tanya, dimana dia?”

“Ruang tengah.”

Maminya keluar dari kamar nya, dan menuju ruang tengah. Ushijima pasrah jika nanti mami nya sarkas kepada tooru. Dia berjalan keluar dari kamar mami nya dan melihat maminya sedang memeluk oikawa.

Dia tercengang, ko bisa? Apa ini?

“Mami ... tooru ...” ucap nya tergagap.

“Sini, jadi mami udah nerima tooru, waktu itu mami nonton pertandingan nya tooru, cara dia ngetreat teman-teman se tim nya, bikin mami yakin kalo dia orang baik. Dan lagi dia murah senyum tak seperti mu.”

“Jadi, kalian ngeprank aku? Terus kemarin kamu nangis itu karena apa?”

“Maaf hihi, kemarin aku nangis karena mami ngechat aku, bilang kalo dia nerima aku. Aku seneng sampe nangis.” Jelas oikawa.

“Astaga, astaga astaga.” Mata ushijima berkaca-kaca. Oikawa menghampiri ushijima.

“Utututu ayang jangan nangis.” Lalu dipeluk lah ushijima

“Aduh udah udah, ayo kita makan aja. Belum pada makan kan?”

Keduanya menggeleng dan makan sembari bercerita tentang bagaimana awal mula pertemuan mereka dan hari hari mereka menjalani hubungan jarak jauh.

“Astaga, mami menyesal tidak menerima mu dari dulu tooru.”

“Gapapa mami, aku udah bersyukur akhirnya mami menerima aku sebagai kekasih toshi. Makasih mami, makasih banyak.”

“Ya tuhan, ibu ku akhirnya menerima kekasih ku. Terima kasih tuhan.”

Semua nya tertawa mendengar ucapan ushijima.


End.

Me after you resmi selesai.

Terima kasih untuk readers yang menyempatkan baca ini.